Suara.com - Awas 4 Gangguan Tidur yang Sering Terjadi pada Anak, Moms Harus Tahu.
Masalah tidur tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa. Tidur merupakan waktu bagi tubuh untuk beristirahat, namun sering kali karena banyak pikiran, aktifitas, hingga masalah dengan orang terdekat membuat tidak sedikit orang yang memiliki gangguan tidur.
Namun, ternyata anak kecil juga bisa memiliki gangguan tidur karena beberapa hal.
Apa saja gangguan tidur yang paling sering terjadi pada mereka? Simak ulasannya berikut ini dilansir Hello Sehat.
Memasuki usia sekolah dan remaja, waktu untuk tidur anak menjadi berkurang. Tak jarang, waktu tidur di siang hari harus dikorbankan karena banyaknya kegiatan.
Mengikuti les atau berbagai kegiatan di sekolah menjadi beberapa alasannya. Belum lagi, kebiasaan main gadget sebelum tidur juga sering membuat mereka lupa waktu hingga tidur larut malam.
Tak hanya faktor dari luar, beberapa gangguan tidur dari dalam diri juga bisa menyebabkan waktu tidur berkurang. Menurut laporan Cleveland Clinic, hampir 30% gangguan tidur terjadi pada anak dan remaja.
Jika kondisi ini terus terjadi, kualitas tidur akan memburuk. Akibatnya, mereka tidak dapat berkonsentrasi penuh di kelas, kelelahan, dan mengalami masalah emosional, seperti depresi di kemudian hari.
Berikut adalah deretan gangguan tidur yang sering kali mengintai anak dan remaja.
Baca Juga: Thomas Djorghi Ngaku Sering Tidur Jam Setengah 6 Pagi, Sehatkah?
1. Mimpi buruk dan sleep walking
Semua orang pasti pernah mengalami mimpi buruk. Ini sebenarnya normal. Akan tetapi, jika sering terjadi, tidur bisa terganggu karena mimpi dapat membangunkan anak di tengah malam.
Mimpi buruk yang sering terjadi biasanya dipicu oleh masalah emosional, seperti stres dan kecemasan. Kurang tidur juga bisa menyebabkan mimpi buruk.
Selain itu, anak-anak juga sering kali mengalami sleep walking alias tidur sambil berjalan. Meskipun umumnya bukan masalah yang serius, gangguan tidur pada anak ini bisa menandakan bahwa anak merasa stres.
2. Insomnia
Insomnia merupakan penyebab umum dari kualitas tidur yang buruk. Kondisi ini menyebabkan seseorang susah untuk memulai tidur, sulit tidur kembali ketika terbangun, atau bangun lebih awal dari waktu seharusnya.
Gangguan tidur pada anak ini terjadi karena banyak hal, diantaranya:
Sakit
Ketika anak sedang sakit, seperti pilek, flu, atau batuk, gejalanya akan memburuk ketika malam. Selain itu, refluks asam lambung dan GERD juga bisa menyebabkan insomnia karena posisi berbaring memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.
Mengalami masalah emosional
Anak dan remaja yang memiliki masalah dalam keluarga, seperti perceraian orangtua atau kekerasan dalam rumah tangga lebih rentan mengalami insomnia.
Lingkungan yang kurang nyaman
Tidur membutuhkan kenyaman, jika tidak, Anda bisa saja sulit tidur hingga insomnia. Kamar yang terlalu panas, dingin, terang, atau berisik bisa menjadi salah satu penyebabnya.
3. Sleep apnea
Sleep apnea bisa terjadi pada anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Kondisi ini menyebabkan anak berhenti bernapas sejenak saat tidur.
Penyebabnya adalah pembesaran amandel atau kelenjar gondok (jaringan yang menghubungkan hidung dengan tenggorokan).
Gangguan tidur pada anak dan remaja ini membuat mereka sering mendengkur, berkeringat, dan bangun dengan kondisi kaget. Mereka juga akan lebih mudah mengantuk di siang hari karena kurang tidur.
4. PLMD atau RLS
PLMD (Periodic limb movement disorder) disebut juga dengan gangguan gerakan tungkai periodik. Gangguan tidur pada anak dan remaja ini membuat mereka melakukan gerakan berupa sentakan yang tidak disengaja.
Kondisi ini membuat mereka lelah dan mudah terbangun saat tidur.
Selain PLMD, ada pula RLS (Restless Leg Syndrome) yang menimbulkan sensasi kesemutan, kram, gatal, atau panas pada kaki.
Untuk menghilangkan sensasi tersebut, anak dengan kondisi ini akan menggerakkan kaki atau tangannya. Kondisi tersebut tentu mengganggu tidur karena membuat seseorang tidak nyaman.
Apa yang harus dilakukan orangtua?
Gangguan tidur ini pasti pernah terjadi pada buah hati Anda. Terutama, mimpi buruk, tidur sambil berjalan, dan insomnia. Jika sesekali terjadi dan tidak diikuti gejala lain yang mengkhawatirkan, ini mungkin tidak menjadi masalah.
Sebaliknya, jika gangguan tidur pada anak dan remaja sering terjadi, disertai gejala lain, lakukan konsultasi pada dokter, psikolog, atau ahli tidur anak.
Untuk mencegah keparahan kondisi yang memperburuk kesehatan dan kualitas hidup anak. Karena sama seperti orang dewasa, anak kecil yang memiliki gangguan tidur rentan sakit dan stres.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
Terkini
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak