Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia juga tengah mengalami peningkatan kasus demam berdarah dengue atau DBD di beberapa wilayah.
DBD adalah salah satu penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, di mana nyamuk bisa menjadi vektor penularan penyakit.
Tapi, bukan hanya DBD yang bisa ditularkan lewat nyamuk. Dikutip dari Times of India, ada 6 penyakit yang bisa ditularkan lewat nyamuk yang harus Anda waspadai. Ini dia.
1. Nyamuk Culex penyebar Japanese Encephalitis
Penyakit Japanese Encephalitis merupakan penyakit yang disebarkan melalui nyamuk Culex. Kasus ini tertinggi ditemukan di Asia, dengan gejala demam dan sakit kepala.
Satu dari 250 orang mengalami gejala yang lebih parah, seperti kejang, disorientasi, dan lumpuh. Pencegahan efektif dari penyakit ini adalah dengan vaksinasi.
2. Nyamuk Aedes penyebar Zika
Nyamuk jenis Aedes albopictus menularkan virus Zika. Zika ditandai dengan gejala mata merah, kelelahan, dan nyeri otot. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini dapat sembuh tanpa komplikasi serius.
Untuk mencegah penyakit ini, disarankan untuk mengenakan pakaian berlengan panjang dan menggunakan kelambu saat tidur, atau semprotan antinyamuk.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Untuk Cegah DBD
3. Nyamuk Aedes aegypti penyebar demam kuning
Selain demam dengue, nyamuk Aedes aegypti juga bisa menyebabkan demam kuning. Gejalanya adalah demam, sakit kepala, tubuh menguning, dan nyeri otot, yang akan membaik setelah 4-6 hari setelah terinfeksi.
Beberapa orang bisa mengalami gejala lebih parah seperti pendarahan dari hidung, mulut, atau perut. Kondisi ini bisa dicegah dengan vaksinasi sebelum bepergian ke area yang sering melaporkan kasus penyakit tersebut, biasanya berada di area tropis seperti Afrika dan Amerika.
4. Nyamuk Aedes aegypti penyebar Chikungunya
Penyakit lain yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti adalah Chikungunya. Gejalanya muncul antara 2-14 hari setelah digigit oleh nyamuk.
Gejala yang muncul adalah demam, nyeri tubuh, sakit kepala, ruam kulit, dan mual. Nyeri sendiri juga bisa muncul beberapa minggu hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis