Suara.com - Sering kali kita merasakan sesuatu yang mengganjal di tenggorokan. Rasa ganjal tersebut sangat mengganggu kondisi seseorang yang mengalaminya terutama saat sedang berbicara dan menelan makanan.
Rupanya kondisi itu bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya asam lambung. Selain asam lambung, rasa ganjal pada tenggorokan bisa disebabkan karena terjadinya pembesaran kelenjar.
Namun, salah satu faktor utama rasa ganjal pada tenggorokan ini adalah Laryngopharyngeal Reflux (LPR). LPR merupakan kondisi asam lambung yang naik hingga tenggorokan. Biasanya penyebab utama terjadinya LPR karena sfingter pada tubuh yang lemah.
Berdasarkan keterangan Spesialis THT, Dr. Yonian Gentilis K, Sp. THT-KL, lambung akan bereaksi saat makanan masuk ke dalam tubuh. Setelah itu sfingter akan terbuka di kerongkongan, lalu akan menutup kembali. Sfingter pada dasarnya menahan cairan lambung yang naik ke kerongkongan atau tenggorokan. Ketika sfingter tersebut melemah, cairan akan naik ke tenggorokan dan menyebabkan LPR. Oleh karena itu, muncul rasa mengganjal pada tenggorokan.
Selain rasa ganjal pada tenggorokan, asam lambung yang naik pada LPR dapat ditandai dengan berbagai gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain:
1. Rasa ganjal di tenggorokan
Rasa ganjal di tenggorokan merupakan gejala utama dari LPR. Hal ini disebabkan naiknya cairan lambung sampai ke tenggorokan sehingga menimbulkan rasa ganjal saat berbicara atau menelan.
2. Suara yang serak
Suara serak pada LPR biasanya disebabkan karena cairan lambung yang naik ke tenggorokan pecah dan mengenai pita suara. Oleh karena itu suara menjadi serak.
Baca Juga: Kutu Hingga Kanker, Ini Penyebab Umum Kulit Gatal
3. Sering berdeham
Seringnya berdeham seperti mengeluarkan suara “ekhem” bisa saja menjadi gejala LPR. Penyebab seseorang sering berdeham ini karena rasa gatal dan gangguan yang terjadi pada tenggorokan.
4. Dahak yang kental
Dahak yang kental pada tenggorokan bisa menjadi gejala LPR. Biasanya sering muncul dahak kental yang sulit dikeluarkan. Ini bisa menjadi salah satu gejala LPR.
Yonian mengatakan, sering kali seseorang menyamakan LPR dengan GERD. Ia mengatakan, GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan penyakit asam lambung yang terjadi di esofagus.
“Jadi perbedaannya kalau LPR asam lambungnya naik ke tenggorokan karena sfingter atasnya mengalami kelemahan, sedangkan GERD sfingter bawah sehingga cairannya hanya sampai di esofagus, “ ucap Yonian Kamis (7/01/2021).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia