Suara.com - Para ahli masih ragu dalam menyetujui vaksin booster berbasis messenger RNA (mRNA) akibat adanya risiko peradangan jantung pada kelompok usia dewasa muda.
Hal itu dikatakan oleh anggota panel penasihat Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Dr. Ofer Levy, setelah Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait (VRBPAC) merekomendasikan pemberian vaksin booster Johnson & Johnson, Jumat (15/10/2021) kemarin.
Panelis sebelumnya menyetujui pemberian vaksin Moderna dan Pfizer pada semua lansia dan orang-orang yang berisiko tinggi, lapor CNBC.
Tetapi beberapa anggota komite masih ragu untuk memberikan dosis ketiga vaksin mRNA kepada anak berusia 12 tahun ke atas karena risiko peradangan jantung langka, yakni miokarditis dan perikarditis.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mencatat adanya kasus miokarditis pada sebagian besar remaja laki-laki dan dewasa muda yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna.
Kasus biasanya muncul beberapa hari setelah vaksinasi, yang umumnya setelah dosis kedua, dan mereda setelah mengonsumsi obat serta istirahat.
Berbeda dengan kedua vaksin mRNA tersebut, vaksin J&J tidak terkait dengan risiko peradangan jantung. Tetapi dua vaksin tersebut lebih efektif daripada J&J.
Sementara pejabat kesehatan AS masih mempertimbangkan pemberian vaksin booster kepada kelompok usia remaja, Israel sudah mulai memberikan vaksin booster kepada anak berusia 12 tahun ke atas.
Data yang ada mengatakan bahwa kemungkinan Israel telah menunjukkan adanya kekebalan kelompok atau herd immunity.
Baca Juga: Vaksin Booster Johnson & Johnson Tuai Kontroversi, Para Ahli Kritik Persetujuan FDA
"Prioritasnya adalah menghindarkan orang masuk rumah sakit. Tetapi jika kita bisa mendapatkan tingkat kekebalan yang mengurangi kemungkinan terinfeksi atau menyebarkan ke orang lain, itu luar biasa karena itu bisa membawa kita ke kekebalan kelompok," tandas Levy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?