Suara.com - Banyak pasien virus corona Covid-19 yang mengembangkan Long Covid-19. Long Covid-19 adalah gejala virus corona yang bertahan selama lebih dari 4 minggu sejak seseorang terinfeksi.
Hal ini membuat Long Covid-19 menjadi masalah kesehatan setelah terinfeksi virus corona. Sehingga, para ahli perlu mencari tahu perawatan yang bisa meringankan gejalanya atau mendeteksi penyebab mendasar Long Covid-19.
Kini, sebuah laporan baru yang diterbitkan dalam jurnal medis Cell telah menemukan 4 faktor yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena Long Covid-19.
Penelitian baru ini berpotensi menjadi referensi bagi orang-orang yang ingin mengurangi risiko mengalami Long Covid-19. Berikut ini dilansir dari Express, 4 faktor yang bisa menyebabkan Long Covid-19.
1. Viral load
Viral load adalah jumlah virus dalam darah seseorang yang terinfeksi. Secara umum, semakin tinggi viral load seseorang, maka semakin besar kemunginannya mereka mengembangkan kondisi tersebut.
2. Antibodi
Antibodi adalah apa yang digunakan tubuh untuk melawan virus seperti pilek atau flu. Hal ini bisa mempengaruhi tubuh berisiko mengembangkan Long Covid-19 atau tidak.
3. Reaktivitas virus Epstein-Barr
Baca Juga: Penyintas Infeksi Virus Corona Parah Tetap Menderita Long Covid Walau Sudah Setahun Sembuh
Virus Epstein-Barr ini telah diketahui menginfeksi orang di usia yang lebih muda. Virus Epstein-Barr juga dikenal sebagai virus herpes.
4. Diabetes tipe 2
Pada orang yang menderita diabetes tipe 2, mereka cenderung berisiko mengembangkan Long Covid-19 ketika terinfeksi virus corona Covid-19.
Jika seseorang memiliki empat faktor ini, kemungkinan mereka terkena Long Covid akan meningkat.
Namun, seseorang tidak mungkin tahu dirinya memiliki keempat masalah tersebut atau tidak. Mereka mungkin hanya bisa mengetahui dirinya menderita herpes dan diabetes tipe 2 atau tidak.
Karena itu, Anda perlu mencari pengobatan medis segera bila menderita dua masalah kesehatan tersebut.
Sementara itu, Anda tidak akan tahu memiliki viral load tinggi dan antibodi yang lemah bila tidak melakukan tes.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas