Lantas, mengapa namanya Terminal Hujan? Nama ini, kata dia diambil karena ketiadaan tempat untuk berteduh dalam kegiatan belajar mengajar, yang menyebabkan mereka harus berpindah-pindah dan belajar di alam terbuka, seperti di lapangan, trotoar, sampai halaman kantor kelurahan.
"Inilah yang membuat komunitas ini dinamakan Terminal Hujan, karena terletak di belakang Terminal Baranangsiang dan jika hujan datang, kami harus bubar," ungkapnya.
Dengan mengajak lebih banyak relawan, yang awalnya terdiri dari sahabat-sahabat Anggun, Mario, dan Sela, TH sedikit demi sedikit berhasil mengumpulkan lebih banyak anak. Awalnya, anak-anak yang mengikuti kegiatan TH setiap Minggu hanya berjumlah 30-40 orang. Seiring berjalannya waktu, saat ini meningkat menjadi 80 orang.
Dahulu, lanjut Haqi, setiap kegiatan belajar akan dimulai, para relawan harus menjemput anak-anak satu persatu ke setiap rumah mereka. Namun, saat ini sebelum acara belajar dimulai, mereka sudah semangat menunggu di halaman kantor kelurahan Baranangsiang, tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada saat ini.
Setelah empat tahun perjalanannya, Terminal Hujan tidak hanya memfokuskan perhatian pada pendidikan anak-anak saja, tetapi juga melebarkan sayap ke pemberdayaan ekonomi untuk ibu-ibu, dengan cara membuat pelatihan dan produksi barang-barang bekas menjadi barang bermanfaat dan memiliki nilai jual.
Selain itu juga, membudayakan menabung di setiap minggunya. Hal ini dilakukan dengan tujuan melatih ibu-ibu menyusun keuangan rumah tangga yang lebih baik dan membantu perekonomian mereka.
Selama perjalanannya sejak Juni 2011, TH selalu berupaya untuk menjadi sahabat dan pendamping belajar bagi anak-anak di perkampungan sekitar Terminal Bus Baranangsiang, Bogor.
Berbagai prestasi dan penghargaan telah berhasil diraih. SEbut saja keberhasilan belasan murid TH lolos ke semifinal Olimpiade Sains Kuark 2014 untuk wilayah Bogor.
"Dengan berbagai prestasi dan penghargaan tersebut tidak menjadikan kami berpuas diri, tetapi kami akan terus memberikan yang terbaik untuk 'mewarnai langit' anak-anak di perkampungan sekitar Terminal Bus Baranangsiang, umumnya untuk kota kami tercinta, Bogor," kata Haqi.
Bagi kamu yang tertarik untuk berbagi pada sesama atau senang dengan kegiatan mengajar, komunitas ini sangat terbuka. Bahkan hingga saat ini, jumlah relawan terus meningkat, tak hanya berasal dari kota Bogor saja, tapi juga Jakarta hingga Cikarang.
Haqi menjelaskan bahwa anggota TH saat ini dibagi menjadi dua, yakni pengajar tetap dan relawan. Pengajar tetap itu adalah pengurus TH yang saat ini jumlahnya ada sekitar 30 orang, sementara untuk relawan sudah lebih banyak, yakni lebih dari 50 orang.
"Setiap minggunya kami sounding via sosmed, mengajak masyarakat untuk ikut serta mengajar di TH. Untuk kepengurusan saat ini, kami akan menarik volunteer yang aktif mengajar di TH. Kalau dulu TH sounding hanya untuk ikut mengajar, ke depannya, TH akan membuat sistem perekrutan dengan mengajak masyarakat untuk ikut serta aktif di kepengurusan melalui sistem seleksi," kata dia lebih lanjut.
Ke depannya, Haqi berharap jika TH berbentuk sebagai badan hukum dengan menjadi yayasan agar bisa lebih profesional dalam menjalankan programnya dan bisa lebih dipercaya oleh masyarakat apabila ada yang ingin berdonasi. Tak hanya itu, TH berharap bahwa semakin banyak anak-anak yang yang datang dan rajin ikut belajar sehingga tidak ada satu pun anak yang putus sekolah.
Berita Terkait
-
Komunitas Motor Matic dapat Edukasi Pemilihan Pelumas yang Tepat dari Para Ahli
-
Puan dan Bukunya: Ruang Aman Perempuan untuk Membaca dan Berbagi Cerita
-
Ketika Patung Bruder Honoratus Jadi Simbol Integritas yang Menyatukan Komunitas Alumni
-
Rans Simba Bogor Bidik Juara IBL 2026, Raffi Ahmad: Mudah-mudahan Kepeleset Jadi Juara
-
RANS Simba Bogor Perkuat Fondasi Tim Jelang Musim IBL 2026
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Sinopsis Film Becoming Human, Ini Alasan Menang Golden Hanoman JAFF 2025
-
Kesuksesan JAFF 2025: Tayangkan 227 Film dari 43 Negara, Becoming Human Menang Golden Hanoman
-
Unik, Ini Dia Festival Bakso Legendaris Pertama dari Penjuru Nusantara
-
Alasan Hunian Berkonsep Hijau Kian Jadi Favorit di Tengah Kota
-
5 Rekomendasi Sepatu Pantofel untuk Cowok Berkelas: Formal nan Stylish!
-
Magical Christmas di 69 Mal: Destinasi Wajib Keluarga untuk Ciptakan Momen Natal Tak Terlupakan
-
5 Rekomendasi Sepatu Pantofel Wanita Kalem, Stylish, tapi Profesional: Harga Terjangkau!
-
6 Bedak Tabur yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Formulanya Menyerap Minyak
-
5 Sabun Cuci Muka Mengandung Vitamin C untuk Mencerahkan Wajah
-
5 Rekomendasi Skin Tint Non Comedogenic Mulai Rp40 Ribuan, Wajah Flawless Bebas Jerawat