Suara.com - Perempuan kerap dianggap sebagai sosok lemah dan tak berdaya. Label inilah yang membuat kaum Hawa sering mendapatkan perlakuan buruk baik dalam keluarga maupun lingkungan.
Adanya kekerasan fisik dan verbal yang dialami, tentunya sangat berdampak bagi kehidupan mereka. Bahkan, menurut survei yang dilakukan di Universitas Iowa, Amerika Serikat, di 17 negara, kekerasan fisik maupun emosional yang dilakukan pasangan atau mantan pasangan terhadap perempuan hamil, dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur, atau lahir dengan berat badan tidak ideal.
Masih banyaknya kasus kekerasan fisik dan verbal terhadap perempuan membuat seorang penulis novel bernama Noorca M. Massardi tergerak untuk membuat novel berjudul Setelah 17 Tahun.
Novel ketujuh yang ia tulis di Jakarta dan Bali selama 15 bulan ini bercerita tentang pengalaman hidup Putri amaulida yang memiliki trauma akibat kekerasan verbal sejak kecil di keluarganya. Demi meraih kebebasan, Putri akhirnya mau menerima lamaran Alfian, seniornya yang tengah melanjutkan studi di Prancis.
Namun tak seperti bayangannya, ia justru menderita karena kekerasan verbal yang dilakukan suaminya. Setelah 17 tahun bertahan dan memiliki tiga orang anak, ia tak mampu lagi menghadapi kondisi tersebut dan akhirnya menggugat cerai.
Ingin melanjutkan hidup yang lebih baik, Putri melanjutkan kuliah hingga menjadi seorang notaris sukses, dan bertemu kembali dengan Andri, teman kampus yang diam-diam menyukainya 17 tahun lalu.
"Novel ini diilhami dari kisah nyata yang menceritakan drama psikologis rumah tangga. Para tokohnya mengalami trauma dan terbelenggu kepahitan masa silam. Demi anak-anak dan keluarga, akhirnya mereka harus mengambil langkah dan keputusan yang berani," kata Noorca dalam peluncuran novelnya di Bistro & Lounge Midtown, SCBD, Jakarta, pada Sabtu (17/9/2016).
Melalui novel ini, ia ingin berbagi cerita kepedihan dan derita seorang perempuan yang mengalami kekerasan verbal berkelanjutan, yakni di tengah keluarganya dan dalam rumahtangganya, hingga melahirkan tiga anak prematur.
“Sesuatu yang sangat langka yang dialami oleh seorang perempuan, akibat depresi yang melebihi batas,” ungkap penulis novel Mereka Berdua ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Ratu Tisha Anak Siapa? Dicopot Erick Thohir dari Komite PSSI
-
5 Krim Anti Aging Terbaik untuk Kulit Glowing dan Awet Muda, Wajib Dicoba!
-
Perjalanan Cinta Yurike Sanger dengan Soekarno, Istri Termuda Sang Proklamator
-
Moisturizer dan Krim Siang Apakah Sama? Simak Penjelasan Dokter biar Gak Salah
-
Sifat Zodiak Leo Wanita yang Bikin Terkesan: Karismatik, Percaya Diri, tapi Susah Dibantah
-
Beda Pendidikan Anak Sri Mulyani dan Retno Marsudi yang Lulus Bareng di UI
-
Profil Adwin Haryo Indrawan, Anak Sri Mulyani Resmi Jadi Dokter Spesialis
-
Resep Pajeon Makanan Korea, Ramai Di-recook setelah Drama Bon Appetit Your Majesty
-
Cancer Tidak Cocok dengan Zodiak Apa? Ini 6 Zodiak yang Sebaiknya Dihindari
-
Siapa D4vd? Musisi yang Disorot usai Penemuan Jenazah Remaja di Tesla Miliknya