Suara.com - Festival Perang Air di Meranti akan kembali digelar di Riau. Ini salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman).
Perhelatan itu rencananya akan dilaksanakan dilaksanakan 28 Januari 2017 di Kota Sagu Selatpanjang, Meranti, Riau. Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad menjelaskan rencananya perhelatan tersebut akan dibuka langsung oleh Gubernur Riau, Ir Asryadjuliandi Rachman dan dihadiri perwakilan Kemenpar.
”Perang Air atau lebih dikenal dengan sebutan Cian Cui itu dalam rangka menyambut Imlek di Kota Selatpanjang. Agenda ini telah masuk sebagai salah satu event yang tercatat didalam Calendar of Event Riau 2017,” ujar Ismail dalam pernyataan persnya, Minggu (15/1/2017).
Di perhelatan ini wisatawan dari berbagai daerah dan luar negeri akan datang untuk merayakan event yang sangat seru itu. Wisatawan dapat bermain air dengan menggunakan tembak air sambil berkeliling kota menggunakan becak motor.
”Segala persiapan sudah kita laksanakan dan persiapkan dengan baik. Terima kasih juga kepada pihak Kemenpar yang memastikan hadir ke acara ini, karena kami sangat membutuhkan kehadiran tim Kemenpar agar bisa merekam data festival perang air tersebut, mulai dari awal acara hingga akhir acara,” ujar Ismail.
Tradisi perang air ini dalam perayaan Imlek di Kota Selatpanjang dari tahun ke tahun terus menjadi sorotan warga etnis tionghoa dari belahan dunia. Setiap tahun, ribuan warga tionghoa dari berbagai negara mulai dari Malaysia, Singapore, Thailand, Australia bahkan dari negara Republik Rakyat China berkumpul di Kota Selatpanjang. Kota yang dijuluki kota Sagu tersebut.
Mereka menghabiskan waktu untuk mengikuti tradisi Unik yang tiada duanya di dunia dan itu hanya ada di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten termuda di Provinsi Riau.
"Bersiram-siram air dan semprotan busa berkeliling kota dengan menggunakan becak, sangat unik dan bikin happy,” katanya.
Perang air ini merupakan sebuah tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah lama dikembangkan. Selain di populerkan di Selatpanjang juga dilaksanakan oleh negara ASEAN lainnya, yakni Thailand.Tradisi ini berlangsung selama 6 hari terhitung sejak Imlek hari pertama dan ternyata tradisi ini mengalahkan tradisi perang air di Thailand yang disebut Songkran.
Acara ini dirayakan dengan pesta dan perang air, dimana penduduk kota akan saling menyiramkan air ke satu sama lain di sepanjang jalan. Kabupaten Kepulauan Meranti, 40 persen penduduknya adalah etnis Tionghoa. Tak heran kalau mereka memiliki tradisi Imlek yang seru dan menarik. Semua orang tua dan muda, mempersenjatai diri dengan bom air dalam kantung plastik, ember, gayung dan aneka jenis pistol air.
Mereka melawan peserta yang ada di becak motor lain dan juga melawan peserta yang menunggu di pinggir jalan. Ada ratusan becak motor yang terlibat dalam perang air ini. Etnis Tionghoa dan Melayu berbaur dalam suasana yang akrab. Kebanyakan warga Melayu tidak naik becak motor tapi menyerang dari pinggir jalan, atau menjual amunisi kantong berisi air yang sudah dibungkus plastik.
Penyelenggaraan Festival Perang Air di Kota Sagu, Selatpanjang kali ini diprakasai oleh Pemkab Kepulauan Meranti bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau.
"Kita akan menarik para pelancong baik dari lokal maupun mancanegara melalui event perang air ini. Perang air ini merupakan bagian pariwisata yang sangat baru dan harus dikembangkan," kata Ismail.
Rekaman festival perang air ini akan dimasukkan dalam data agenda Kementerian yang dipimpin Menpar Arief Yahya itu. Dia berharap itu dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia. Ismail berharap, di kemudian hari agenda yang sudah berlangsung puluhan tahun itu dapat dipromosikan ke setiap provinsi yang ada di Indonesia dan dunia international untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
"Roundown acara sudah kami persiapkan. Semoga Kabupaten Meranti Riau makin dikenal, baik nasional maupun dunia. Sehingga dapat menarik minat para wisatawan untuk berkunjung melihat keunikan dan keanekaragaman adat budaya di Kabupaten ini," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Di Candi Borobudur, Plt Gubernur DKI Dapat Ide Program Wisata
-
Pameran Wisata Terbesar Digelar di Jakarta dan Surabaya
-
Indonesia Ikut Matka-Nordic Travel Fair dan Beach Festival 2017
-
Menpar Dorong Maskapai Tambah Seats Capacity Angkut Wisman
-
Mengintip Terminal Baru Depati Amir dan Gairah Wisata Babel
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?