Polowijen merupakan salah satu daerah di Kota Malang, Jawa Timur yang menginspirasi bagi daerah lain. Betapa tidak, Polowijen kaya akan seni tradisi kebudayaan, seperti topeng Malangan, aneka Wayang, Ludruk, Bantengan, bahkan menjadi sentra kerajinan. Tak kalah penting dan hingga kini menyejarah adalah, Polowijen merupakan daerahnya Ken Dedes.
Menurut juru bicara Kampung Budaya Polowijen, Isa Wahyudi, Polowijen yang kaya tradisi seni dan budaya, kaya sejarah, dan potensi lain, membangkitkan kesadaran masyarakat setempat untuk tumbuh dan bergiat mengembangkan budaya, seni dan tradisi seiring dengan berbagai macam benturan kebudayaan dan makin pupusnya nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.
Kesadaran itu, lanjut Isa, dibangun atas keprihatinan sosial, dimana mengembalikan kampung sebagai entitas budaya dan berharap mampu menjaga kelestarian dan kehidupan bermasyarakat dengan semangat gotong-royong, menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, lingkungan, seni, tradisi, budaya dan religi. Itulah tujuan perhelatan Kampung Budaya Polowijen yang akan digelar pada Minggu (2/4/2017) di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.
Perhelatan Kampung Budaya Polowijen ini bebarengan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang Ke-103. Dikatakan Isa, kekayaan ragam seni budaya, merupakan salah satu potensi wisata yang saat ini terus dikembangkan Pemkot Malang. Potensi ini lebih dimaksimalkan dengan menciptakan _Beautiful Malang_ sebagai branding city Kota Malang.
“Kekayaan budaya di Polowijen, bahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang telah menetapkan Polowijen sebagai situs budaya, maka, sudah layak Polowijen menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Malang,” ujar Isa di Malang, Jawa Timur, Kamis (30/3/2017).
Lebih lanjut dikatakan Isa, perhelatan Kampung Budaya Polowijen akan menampilkan beragam kegiatan, antara lain, batik tulis, seni tari Topeng, kirab budaya, seni musik gamelan, pembangunan kampung budaya Polowijen, pelestarian peninggalan budaya Polowijen, senam sehat jasmani, dan sarasehan. Semua kegiatan itu, digerakkan oleh warga masyarakat Polowijen, para pelaku seni, dan budayawan Malang.
“Kami berharap perhelatan Kampung Budaya Polowijen ini makin membangkitkan kesadaran dan semangat warga untuk menjaga seni, tradisi, budaya dan religi Polowijen sebagai kampung yang inspiratif melalui pengembangan ekonomi kreatif dan kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Polowijen,” pungkas Isa.
Baca Juga: Ini 3 Rekomendasi DPRD untuk Kemajuan Kampung Budaya Polowijen
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Miles of Smiles: Ketika Lari Bersama Keluarga Menjadi Ruang Inklusif untuk Anak Down Syndrome
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
30 Contoh Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati: Bisa Dikirim ke Bunda atau Istri
-
6 Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 20 Desember 2025, Rezeki dan Mood Sama-Sama Naik
-
Bank Libur Natal Tanggal Berapa di Desember 2025?
-
5 Pilihan Model Sepatu Kanky yang Nyaman untuk Jalan Santai, Lari, dan Gaya Sehari-hari