Suara.com - Sejak beberapa tahun lalu, olahraga lari tengah memasuki masa jaya. Tak heran jika banyak agenda lari marathon dihelat di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali atau bahkan di situs bersejarah seperti Borobudur hingga Trowulan di Mojokerto.
Dari banyaknya agenda lari menarik di berbagai kota di Indonesia, ada satu hal mendasar, bagaimana bila ingin ikut serta tapi tak ada waktu atau dana?
"Saya dan teman-teman memiliki keresahan ingin ikut event lari tapi kok jauh-jauh seperti di Jakarta, Bali atau di Borobudur. Kita pikir tidak hanya cukup bayar registrasi tapi juga harus bayar akomodasi. Jadi kenapa kita nggak bikin event yang bisa ikut tanpa harus ke tempat (lokasi) yang dimaksud," ucap Saras Tri Seno, penggagas Komunitas Virtual Run Indonesia.
Bersama beberapa rekannya yang lain, lelaki yang akrab disapa Seno tersebut mencoba mencari solusi bagaimana caranya mengikuti event lari besar tanpa harus pergi ke kota tujuan. Saat itulah, Seno dan rekan-rekannya menemukan konsep virtual run yang tengah marak di Eropa.
"Konsep yang sama coba diterapkan di Indonesia dengan membuat startup dan mengorganisir agenda lari virtual," kata Seno lagi.
Nantinya, peserta lari akan tetap mengikuti event lari marathon serta mendapatkan medali dan perlengkapan lari tanpa perlu pergi ke kota tertentu dan hanya melakukannya di kota asal secara daring atau online.
Komunitas Virtual Run Indonesia resmi berdiri sejak Januari 2017 lalu dan digagas oleh Seno, Yohannes Ferry, Nurohkman Hidayat, Bayu Ferdian dan Agil Yanuar di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
"Waktu itu kami masih berbasis website karena memang dana masih terbatas."
Agenda pertama yang dibuat oleh komunitas ini adalah Valentine Run untuk memperingati Hari Kasih Sayang di bulan Februari 2017 lalu.
Baca Juga: Gaet Milenial, DBS Luncurkan Platform Komunitas Berbasis Digital
Foto: Virtual Run Indonesia
Jika dijelaskan secara teknis, peserta akan mendaftarkan diri dan pasangannya melalui laman situs Virtual Run Indonesia dan membayar biaya registrasi untuk kemudian mendapatkan medali serta jersey yang dikirim lewat pos.
"Jadi lari saat Hari Valentine bersama pasangan. Saat itu ada 200 slot jadi total ada 400 peserta dan habis semua," tambah Seno.
Seno merasa terkejut ketika tahu bahwa peserta agenda Virtual Run pertamanya berasal dari berbagai daerah seperti Palu, Aceh, hingga Papua.
"Mereka mungkin memiliki keresahan yang sama seperti kami. Ingin memiliki medali, jersey, atau suatu pencapaian," katanya.
Lari, kata Seno, merupakan cara menjaga daya tahan tubuh paling sederhana.
"Lari adalah olahraga paling simpel karena bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun," dia menjelaskan.
Meski memiliki efek menyehatkan, Seno menghimbau kepada pemula agar tak terlalu memforsir tubuh dengan melakukan lari secara berlebihan.
"Jangan sampai olahraga mengalahkan kesehatan. Lari, tapi tubuh ambruk," katanya lagi.
Berdiri sejak 2017 awal, Virtual Run Indonesia bukan hanya mengadakan agenda lari virtual tetap juga ikut serta dalam kampanye pelestarian lingkungan bersama WWF.
Foto: Virtual Run Indonesia
Beberapa agenda kerjasama yang pernah dilakukan dengan WWF adalah ikut serta dalam kampanye Earth Hour 2017 dan 2018, serta mengadakan agenda lari Run For Tiger dan Rhino Run.
"Kami ikut berdonasi dan membuat event sekaligus ikut kampanye. Mereka (WWF) ingin isu lingkungan hidup tidak hanya ramai di kota besar tapi juga daerah," ujar lelaki asal Banyumas tersebut.
Menurutnya, ikut serta dalam kampanye WWF seperti isu kepunahan hewan dan satwa merupakan salah satu bentuk support komunitasnya terhadal masalah lingkungan hidup.
Hingga saat ini, total member Komunitas Virtual Run Indonesia mencapai 5.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Untuk bisa ikut serta dalam komunitas Virtual Run Indonesia dan mengikuti kegiatan lari yang diadakan, Seno mengatakan, seseorang hanya perlu mendaftarkan diri melalui laman komunitas di virtualrun.id.
"Cukup gabung menjadi member lewat virtualrun.id lalu bisa follow intagram kami di @virtualrunid," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Glycolic Acid, Bikin Wajah Cerah dan Halus Mulai Rp25 Ribu
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan
-
Apakah Yurike Sanger dan Soekarno Punya Anak? Ini Fakta Lengkap Hubungan Mereka