Suara.com - Presiden Tanzania serukan pelarangan alat kontrasepsi, sebut alat kontrasepsi buat masyarakat menjadi malas bekerja untuk beri makan banyak anak.
Presiden Tanzania, John Pombe Magufuli, menyerukan agar perempuan di negara tersebut berhenti mengonsumsi pil kontrasepsi karena negaranya sedang kekurangan SDM.
"Perempuan sekarang boleh meninggalkan metode kontrasepsi," kata Magufuli seperti yang Suara.com kutip dari BBC.
Presiden Magufuli membuat komentar kontroversial tersebut dalam sebuah rapat umum di distrik Meatu. Ia mengatakan bahwa orang-orang yang menggunakan alat kontrasepsi adalah orang yang malas.
"Mereka tidak ingin bekerja keras untuk memberi makan keluarga besar. Dan itulah mengapa mereka memilih untuk mengontrol kelahiran dan memiliki satu atau dua anak saja. Saya telah bepergian ke Eropa dan tempat lain dan telah melihat efek berbahaya dari kontrasepsi. Beberapa negara sekarang menghadapi pertumbuhan populasi yang menurun."
Presiden Magufuli pernah membuat komentar serupa pada 2016 lalu sesaat setelah peluncuran program pendidikan dasar dan menengah gratis. "Perempuan sekarang dapat membuang kontrasepsi mereka. Pendidikan sekarang gratis."
Pihak oposisi di Tanzania, Cecil Mwambe mengkritik komentar tersebut dan mengatakan bahwa seruan itu bertentangan dengan kebijakan kesehatan di negara Afrika tersebut.
Tanzania sendiri memiliki populasi sekitar 53 juta orang, dengan 49 persen dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan.
Rata-rata perempuan di Tanzania memiliki lebih dari lima anak, dan menjadi salah satu jumlah kelahiran anak terbanyak di dunia.
Baca Juga: Nursaka, Bocah SD Setiap Hari Lintasi Dua Negara Demi Sekolah
Sehari setelah komentar Magufuli, ketua parlemen Tanzania, Job Ndugai melarang anggota parlemen perempuan mengenakan kuku palsu dan bulu mata ke parlemen.
Ndugai mengatakan kepada BBC bahwa larangan itu dibuat dengan alasan "kesehatan" tanpa merinci lebih lanjut.
Peraturan baru juga melarang anggota parlemen perempuan mengenakan gaun pendek dan celana jeans. Sama halnya dengan pengunjung perempuan yang akan bertamu ke gedung parlemen di sana.
Banyak peraturan baru yang dibuat Presiden Tanzania, tapi serukan pelarangan alat kontrasepsi buat masyarakat menjadi malas bekerja untuk beri makan banyak anak paling kotropersial.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
7 Sepatu Running Lokal untuk Recovery Run Seempuk Hoka Ori, Juara Bikin Kaki Rileks
-
3 Rekomendasi Sunscreen Wardah untuk Kulit Kering, Punya Efek Melembapkan Bonus Wajah Cerah
-
4 Rekomendasi Roadbike Polygon Mulai Rp 6 Jutaan, Cocok Buat Pemula yang Ingin Jaga Kebugaran
-
5 Rekomendasi Bedak Padat Terbaik untuk Kulit Kuning Langsat
-
Bukan Orang Ketiga, Detektif Jubun Sebut Faktor Keluarga Kerap Picu Keretakan Rumah Tangga
-
Hunian Fleksibel Berbasis Komunitas: Cara Baru Pekerja Muda Tempat Tempat Tinggal di Kota Padat
-
Makin Mudah, Begini Cara Beli Barang dari Luar Negeri untuk Pelaku Usaha
-
10 Model Celana Keren yang Trending Selama 2025, Baggy Paling Dicari
-
Perawatan Gigi Apa Saja yang Ditanggung BPJS Tahun 2025? Cek Syarat dan Prosedur Klaim
-
5 Rekomendasi Sepeda Murah yang Bisa Dimodif Jadi Commuter Bike