Suara.com - Memasak Hidangan Lebaran Versi Sehat, Ini Tipsnya.
Sajian makanan saat Lebaran merupakan yang paling ditunggu-tunggu. Setelah berpuasa selama satu bulan, kuliner merayakan kemenangan dibuat semeriah mungkin untuk makan besar.
Berbagai persiapan pasti Anda lakukan untuk menyambut datangnya hari raya, salah satunya adalah menyiapkan berbagai hidangan khas lebaran. Ketupat, opor, kue kering, dan aneka makanan lainnya.
Meskipun merupakan momen sekali dalam setahun, Anda disarankan untuk tetap membatasi jenis makanan yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan kemudian hari seperti misalnya konsumsi lemak dan karbohidrat berlebihan.
Bagaimana cara menyiasati memasak berbagai hidangan khas lebaran agar lebih sehat? Berikut tipsnya dilansir dari Hello Sehat.
Gunakan bagian daging yang lebih rendah lemak
Pada saat lebaran, makanan khas yang biasa disajikan adalah opor serta semur, bahan dasarnya dapat berupa ayam maupun daging sapi. Bagian daging mana yang biasa Anda gunakan untuk memasak panganan khas lebaran ini? Berbeda jenis daging ternyata berbeda pula tekstur serta kandungan lemak dan zat gizinya. Anda bisa memilih jenis daging yang lebih rendah lemak untuk menjaga asupan lemak Anda.
Sementara pada daging ayam, bagian yang tinggi lemak adalah bagian kulit dan daging yang berwarna gelap. Setiap 100 gram kulit ayam mengandung 41 gram lemak. Sementara bagian daging yang berwarna lebih gelap seperti bagian paha, mengandung 5,7 gram lemak jika dimakan tanpa kulit. Tetapi jika menggunakan kulit jumlah lemaknya menjadi 11,2 gram. Bagian sayap ayam juga mengandung lemak yang tidak sedikit. Satu buah sayap ayam mengandung 8,1 gram lemak jika disajikan tanpa kulit, tetapi jika menggunakan kulit kandungan lemaknya meningkat hingga 19,5 gram.
Gunakan bahan alternatif selain santan kental
Baca Juga: Liburan Lebaran Banyak Makanan Manis, Ini 5 Rahasia Menjaga Berat Badan
Salah satu bahan dasar yang sering digunakan untuk memasak makanan khas lebaran adalah santan. Terbuat dari perasan kelapa, santan biasa digunakan untuk membuat masakan jenis opor dan kari.
Ada dua jenis santan yaitu santan kental dan santan encer. Santan kental diperoleh dari daging kelapa tua yang diparut, hasil parutan ini kemudian dicampur dengan sedikit air dan diperas hingga keluar sarinya. Hasil perasan pertama dari parutan kelapa tadi biasa disebut santan kental. Jika setelah itu parutan daging kelapa kembali dicampur air dan diperas, maka santan yang dihasilkan teksturnya tidak lagi sekental hasil perasan pertama. Aroma dan rasanya juga berbeda, ini disebut santan encer. Semakin sering parutan kelapa dicampur air dan diperas maka santan yang dihasilkan akan semakin encer.
Untuk menyiasati penggunaan santan agar tidak berlebihan, Anda dapat menggunakan santan encer. Tetapi karena sudah dicampur air berkali-kali, rasa dari santan encer tidak sama gurihnya dengan santan kental. Jadi, Anda bisa menggunakan susu rendah lemak sebagai campuran masakan Anda untuk menambah rasa gurih, atau bahkan mengganti penggunaan santan dengan susu skim. Saat ini sudah banyak resep masakan yang menawarkan penggunaan bahan masakan alternatif dengan tujuan untuk menambah kualitas gizi makanan.
Ganti jenis beras pada ketupat
Jenis makanan yang paling lekat dengan lebaran ini terbuat dari beras putih yang dimasak dalam anyaman daun janur. Jenis beras yang biasa digunakan adalah beras putih. Untuk membuat ketupat yang lebih bergizi, Anda bisa mencoba memasak ketupat menggunakan beras merah, beras cokelat, ataupun beras hitam.
Beras putih termasuk dalam jenis refined grain, ini berarti dalam proses pembuatannya, beras putih sudah mengalami proses untuk menambah daya simpan serta memperbaiki tekstur beras. Tetapi pemrosesan ini membuat beras putih kehilangan serat, zat besi, dan sebagian besar vitamin B. Sedangkan jenis beras lain seperti beras cokelat dan beras merah masih memiliki kandungan gizi yang lengkap karena melalui pemrosesan yang minimum. Anda bisa menggunakan jenis beras tersebut, kandungan seratnya yang masih tinggi dapat membuat Anda cepat kenyang sehingga mencegah Anda untuk makan berlebihan saat hari raya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
6 Fakta Kematian Remaja Perempuan di Mobil Tesla Milik Penyanyi D4vd
-
Profil dan Kekayaan Dony Oskaria, Ditunjuk Prabowo Jadi Plt Menteri BUMN
-
Ratu Tisha Anak Siapa? Dicopot Erick Thohir dari Komite PSSI
-
5 Krim Anti Aging Terbaik untuk Kulit Glowing dan Awet Muda, Wajib Dicoba!
-
Perjalanan Cinta Yurike Sanger dengan Soekarno, Istri Termuda Sang Proklamator
-
Moisturizer dan Krim Siang Apakah Sama? Simak Penjelasan Dokter biar Gak Salah
-
Sifat Zodiak Leo Wanita yang Bikin Terkesan: Karismatik, Percaya Diri, tapi Susah Dibantah
-
Beda Pendidikan Anak Sri Mulyani dan Retno Marsudi yang Lulus Bareng di UI
-
Profil Adwin Haryo Indrawan, Anak Sri Mulyani Resmi Jadi Dokter Spesialis
-
Resep Pajeon Makanan Korea, Ramai Di-recook setelah Drama Bon Appetit Your Majesty