Suara.com - Belum lama ini, kota Depok dihebohkan oleh aksi kawanan remaja pelaku vandalisme 'cabul'. Mereka mencoret dinding ruko, kendaraan sampai pos polantas dengan gambar-gambar sederhana namun tak senonoh.
Hal tersebut tentu saja membuat warga Depok resah, tak terkecuali para pegiat seni grafiti.
"Coret-coret bukan bagian dari kami (grafiti) tapi memang susah dilepaskan dari stigma tersebut," kata Nala Ras dari komunitas grafiti East Cartel saat dihubungi Suara.com, Jumat (28/6/2019).
Grafiti sendiri merupakan coretan-coretan. Biasanya di dinding dan memiliki komposisi warna, garis, bentuk, serta volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu.
Secara tersurat, grafiti memang sangat berbeda dengan coretan asal yang biasa ditemui di jalanan. Tapi sayangnya, perbedaan tersebut kadung tipis, sampai membuat masyarakat sulit memisahkan grafiti dan vandalisme.
Apalagi keduanya, baik coret-coret dan grafiti, sama-sama berasal dari seni jalanan. Tapi Nala mengklaim bahwa sekadar 'coret-coret' bukan bagian dari grafiti.
"Grafiti akan lebih ke gaya. Kami mengakui di forum, tidak suka dengan hal seperti itu. Itu (coret-coret) bagi kami memang hanya orang iseng yang cari sensasi, dan itu bukan bagian dari kami," tambahnya.
Dalam upaya secara perlahan menghapus stigma tersebut, Nala bersama enam rekannya yang lain membentuk komunitas grafiti yang diberi nama East Cartel.
"East Cartel berdiri baru hampir dua tahun. Masih baru dibanding komunitas (grafiti) lain di luar sana," tambah ayah dari dua anak tersebut.
Baca Juga: Yuk, Melestarikan Karya Sastra di Komunitas Kelas Puisi !
Ia dan komunitas yang dibentuk berusaha 'menjawab kegelisahan untuk mereka yang ingin mengenal grafiti lebih jauh'. Selain itu, East Cartel juga ingin menjadi menjalin hubungan hangat dengan komunitas grafiti lain yang ada di luar sana.
Latar belakang anggota komunitas juga beragam mulai dari pelajar SMP hingga pekerja kantoran. Meski begitu, Nala Ras mengakui rata-rata para pegiat grafiti di komunitasnya memiliki latar belakang pendidikan DKV atau desain.
"Tapi tidak menutup kemungkinan dari seni rupa. Saya sendiri seorang arsitek, tapi bekerja di dunia desain tidak menutup kemungkinan profesi semua bidang pendidikan ada di sini," jelasnya panjang lebar.
Beberapa kegiatan yang biasa dilakukan adalah sketching bersama hingga berkumpul dengan komunitas lain dalam satu agenda besar.
Untuk bisa bergabung dengan komunitas East Cartel, Nala mengatakan tak ada syarat dan formulir yang harus diisi. "Semua orang bisa bergabung dan ikut serta. Ikut main-main, ngobrol-ngobrol, kita bukan organisasi yang sifatnya formal," urainya.
Informasi lebih jauh mengenai kegiatan terkini East Cartel dapat dipantau melalui sosial media resmi mereka di Instagram @eastcartel.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Gabriel's Coffee Eatery: Kafe Pet-Friendly Kekinian yang Wajib Dicoba di Gading Serpong!
-
Siap Kaya Raya? 3 Zodiak Ini Diprediksi Banjir Rezeki selama Oktober 2025
-
3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
-
5 Cara Membedakan Sepatu Puma Speedcat Asli dan KW dari Tampilannya
-
Tembus Rp1 M? Harga Cincin Lamaran Syifa Hadju dari El Rumi Jadi Sorotan
-
Silsilah Keluarga Putri Tanjung, Rumah Tangganya dengan Guinandra Jatikusumo Diisukan Retak
-
Apa Pekerjaan Guinandra Jatikusumo? Rumah Tangganya dengan Putri Tanjung Dikabarkan Retak
-
Kisah Keluarga Syifa Hadju, Ibunya Sempat Berjuang Jadi Single Parent
-
OTW Jadi Mantu Maia Estianty, Pendidikan Syifa Hadju Tak Kalah Mentereng dari El Rumi
-
Profil Toni Permana: Pembuat Paving Block dari Sampah, Kini Dilirik Ferry Irwandi