Suara.com - Gara-gara Virus Corona, Sektor Pariwisata Thailand Hancur Lebur
Thailand mengalami kerugian masif akibat berkurangnya pengunjung, dampak merebaknya virus Corona Covid-19 yang kini menjadi pandemi global.
Dilansir BBC Indonesia-- Jaringan Suara.com-- tahun lalu ada lebih dari 39 juta orang mendatangi Thailand untuk berlibur. Pemasukan dari sektor pariwisata pun mencapai Rp 900 triliun, atau seperlima pemasukan nasional Thailand.
Sektor pariwisata dipandang sangat menguntungkan sehingga negara tersebut diberikan julukan "Thailand Teflon". Dari puluhan juta wisatawan tersebut, lebih dari 10 juta orang adalah warga China.
Ketika pemerintah China mengarantina kota Wuhan pada tanggal 23 Januari dan menghentikan semua perjalanan luar negeri, pengaruhnya langsung terasa di Thailand. Pusat belanja dan kuil di Bangkok tiba-tiba menjadi lebih sepi dan tidak ramai.
Saat semakin banyak penerbangan dari China yang dibatalkan, bandara menjadi sepi. Anda dapat dengan cepat melewati pemeriksaan paspor. Bagi pengusaha kecil, kehancuran pariwisata merupakan sebuah bencana.
Para penjual bunga, penari tradisional dan sopir bus kecil Chiang Mai dilaporkan pemasukannya turun setengahnya dalam sebulan terakhir. Organisasi tidak resmi pemandu wisata Thailand memperkirakan 25.000 orang menganggur.
Salah satu yang pertama kali mencatat keberhasilan lonjakan pariwisata Thailand yang telah berlangsung selama 60 tahun adalah pulau Phuket, yang dijuluki "Mutiara Andaman" karena pantai pasir putih dan laut hangat bersinar.
Wisatawan asing yang datang pada tahun 1980-an dan 1990-an kebanyakan adalah warga Eropa dan Australia, tetapi jumlah turis China terus melonjak menjadi sekitar dua juta dari 15 juta wisatawan asing.
Baca Juga: Gegara Wabah Virus Corona, Pariwisata Gunungkidul Anjlok Dalam 3 Pekan
Hutan bakau di bagian timur pulau, berbeda dengan pantai yang menghadap ke barat, dimana perahu membawa wisatawan ke pulau-pulau lain. Sama seperti sebagian besar penduduk Phuket, Nattakit Lorwitworrawat pindah ke kota tersebut dari tempat lain di Thailand untuk memulai bisnisnya.
Perusahaaannya sekarang memiliki 30 speed boat, yang dapat membawa 30 penumpang.
Tetapi dia harus menarik 20 perahu ke darat, sementara 10 boat sisanya jarang mendapatkan sewaan. Teluk kecil yang biasanya ramai suara motor, sekarang sunyi. Yang terdengar hanyalah suara burung dan ombak.
"Pada puncaknya dua tahun lalu kami membawa 1.000 penumpang setiap harinya. Sekarang jika kami memperoleh 200 orang, itu sudah bisa dipandang sebagai sangat baik - kami akan sangat gembira," kata Nattakit.
Dia meminjam dana bank untuk memelihara perahunya. Jika krisis terus berlanjut sampai setelah akhir tahun ini, Nattakit harus memperkecil perusahaan dan mulai memberhentikan staf-nya.
"Pemerintah harus segera membantu kami," kata Sarayuth Mallam, wakil presidan Asosiasi Pariwisata Phuket atau Phuket Tourism Association.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?