Suara.com - Demi mencegah persebaran virus corona, pemerintah memberikan himbauan kepada para perantau untuk menunda mudik ke kampung halaman mereka, termasuk salah satunya di Yogyakarta.
Merayakan Hari Raya Idul Fitri di Yogyakarta tentu saja menjadi salah satu momen yang dirindukan oleh banyak orang. Pasalnya, banyak tradisi yang dilakukan bersama keluarga ketika lebaran tiba di Yogyakarta.
Lalu, tradisi apa saja yang bakal dirindukan dan tertunda akibat adanya pandemi virus corona ini?
Berikut Suara.com rangkum selengkapnya, tradisi lebaran di Yogyakarta dari berbagai sumber, Kamis (21/5/2020).
1. Sungkeman atau saling bermaafan
Travelers yang berasal dari Yogyakarta tentu sudah tidak asing dengan tradisi sungkeman. Sungkeman dilakukan oleh generasi muda kepada anggota keluarga yang lebih tua sebagai wujud menghormati dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat. Tradisi ini umumnya dilakukan usai melaksanakan salat Idul Fitri.
2. Salat Idul Fitri
Yogyakarta memiliki dua istana yakni Pura Pakualaman dan juga Keraton Yogyakarta. Keduanya memiliki lapangan yang biasanya digunakan untuk melaksanakan salat Idul Fitri.
Tidak sedikit biasanya para pemudik yang mewajibkan diri untuk salat Idul Fitri di Alun-Alun Utara karena rindu suasananya. Kendati demikian sejumlah kecamatan juga menggelar salat Idul Fitri di lingkungan mereka.
Baca Juga: Wali Kota Magelang Imbau Masyarakat Laksanakan Salat Idul Fitri di Rumah
3. Ujung atau bersilaturahmi
Momen bersilaturahmi di Yogyakarta kerap dijuluki dengan tradisi ujung. Di mana, ujung ini merupakan tradisi anggota keluarga yang lebih muda berkunjung ke rumah sesepuh mereka. Tujuan dilakukannya ujung tentu saja demi menjaga silaturahmi.
4. Upacara Grebeg Syawal
Tradisi Grebeg Syawal ini merupakan upacara adat Keraton Yogyakarta yang rutin diselenggarakan setiap tanggal 1 Syawal pada penanggalan hijriah. Gunungan sendiri merupakan bentuk sedekah hasil bumi dari Sultan kepada rakyatnya yang akan diarak oleh abdi dalem dan akan diserbu oleh masyarakat.
Biasanya banyak sekali wisatawan yang datang untuk ikut berebut gunungan. Namun akibat pandemi virus corona ini, pihak Keraton Yogyakarta telah memutuskan untuk meniadakan Gunungan atau Grebeg Syawal demi menghindari kerumunan.
5. Bersantap ketupat
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
-
5 Rekomendasi Lip Tint dengan Bahan Pencerah, Cocok untuk Bibir Gelap
-
Apakah PNS Bisa Resign? Simak Aturan dan Syarat Lengkapnya
-
Latihan Bareng Komunitas, Cara Seru Pelari Siapkan Diri Jelang Ajang Lari 2026
-
Mengenal Apa Itu Preloved dan Perbedaannya dengan Barang Second Hand
-
Perjalanan Cinta Byun Yo Han dan Tiffany Young SNSD: Cinlok hingga Rencana Menikah
-
6 Rekomendasi Hair Tonic Anti Rambut Rontok untuk Usia 40 ke Atas
-
5 Rekomendasi Sepatu Lokal Alternatif On Cloud, Mulai Rp 300 Ribuan
-
5 Rekomendasi Tumbler yang Keren Dibawa Nongkrong, Tahan Panas dan Dingin
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Under Armour: Bantalan Empuk dan Nyaman untuk Pemula