Suara.com - Tidak sedikit wanita yang menyesal belakangan setelah memasang implan payudara. Salah satu alasannya adalah implan payudara dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Shannon Plemons adalah seorang ibu yang pernah memasang implan payudara senilai 15.000 dolar Australia atau Rp 155 juta. Implan itu digunakan untuk mengubah ukuran payudara dari cup B menjadi cup D.
Sayangnya, implan payudara milik Shannon pecah enam bulan setelah operasi. Shannon pun keracunan cairan silikon karena implan payudara pecah tersebut.
Melansir dari laman Yahoo! News Australia, Shannon Plemons mulai mengalami rasa sakit di persendian, migrain, rambut rontok, dan kehilangan penglihatan serta pendengaran.
"Aku tidak yakin aku bisa selamat," ungkap ibu 42 tahun dari Arkansas tersebut.
"Pendengaranku hanya berfungsi di satu telinga, aku kehilangan penglihatanku dan hanya bisa buang air sekali sehari."
Karena rasa sakit tersebut, Shannon Plemons sampai tidak bisa bangkit dari kasur. Pada akhirnya, rumah sakit pun memvonis bahwa Shannon hanya punya 6 bulan untuk hidup.
"Ini mengerikan karena aku belum sempat membesarkan anak, anak termudaku masih 15 tahun dan mereka hampir kehilangan ibu karena implan payudara," tambahnya.
Shannon harus meminum obat untuk menghilangkan racun di tubuhnya. Pada akhirnya, Shannon juga mengangkat implan tersebut agar kondisinya tidak terus memburuk.
Baca Juga: Bukan Sakit, Ini Alasan Chrissy Teigen Lakukan Tes Swab Corona Covid-19
Kondisi Shannon sendiri bisa disebut dengan nama BII atau Breast Implant Illness. BII bisa terjadi pada mereka yang baru saja melakukan implan payudara dan mengalami rasa sakit kronis.
"Begitu aku bangun dari operasi, rasanya seperti ada yang menyalakan lampu. Penglihatan dan pendengaranku kembali. Aku segera membaik."
Ibu 42 tahun tersebut akhirnya sadar bahwa tubuhnya sudah menolak implan payudara sejak awal. Pasalnya, Shannon punya gaya hidup sehat sebelum mendapatkan implan.
Shannon juga menyesal telah memasang implan payudara meski hal itu dilakukan untuk memperbaiki rasa percaya dirinya.
Menurut Shannon, dia akan terus merasa bersalah karena hampir membunuh dirinya sendiri dan tidak bisa menikmati hidup selama lima tahun terakhir.
"Mereka bisa menjadi pembunuh dalam diam."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Puasa Ramadan 2026 Masih Berapa Hari Lagi? Simak Jadwalnya di Kalender Hijiriah
-
7 Sunscreen yang Aman untuk Anak TK hingga SD Mulai Rp25 Ribu, Biar Nggak Kena Sunburn pas ke Pantai
-
Beda Karier Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi, Berebut Jadi Raja Solo PB XIV
-
5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
-
Solusi Beras Berkelanjutan dari Panggung ISRF 2025: Inovasi, Investasi hingga Insentif
-
5 Promo Sneakers di Foot Locker, Sepatu Nike Cuma Rp400 Ribuan
-
5 Cara Agar Skincare Terserap Maksimal dan Kulit Tetap Lembap
-
ISRF 2025 Dorong Transisi Padi Rendah Emisi Lewat Kemitraan Global
-
Wajib Tahu! Cara Sederhana Ciptakan Ruangan Mindful dengan Aroma Baru yang Bikin Nagih
-
7 Parfum Unisex Lokal Aroma Sabun yang Bisa Dipakai Bersama Pasangan