Suara.com - Hubungan seks konsensual dikenal memberikan kesenangan dan memperdalam keintiman dalam suatu hubungan. Namun, beberapa perempuan mengalami stres setelah berhubungan seks.
Nyatanya, perasaan itu begitu kuat sehingga banyak yang melaporkan menangis. Jika Anda mengalaminya, percayalah bahwa kamu tidak sendirian.
Secara ilmu pengetahuan hal itu dikenal dengan istilah Postcoital Dysphoria (PCD). Demikian seperti dilansir dari HealthShots.
Menurut International Society for Sexual Medicine, beberapa perempuan mengalami aliran emosi setelah berhubungan seks sehingga mereka cenderung menangis.
Peristiwa ini bisa terjadi meskipun tindakan seksual itu penuh kasih dan memuaskan.
Ada situasi di mana perempuan menjadi agresif dan bertengkar dengan pasangannya. Masalahnya adalah kebanyakan perempuan tidak menyadari akar penyebab emosi tersebut.
“Terkadang, gairah akibat seks atau orgasme begitu kuat hingga menerangi seluruh otak sekaligus. Ini memicu semua jenis emosi. Menangis sebenarnya adalah cara untuk bersantai. Karenanya, ini adalah respons langsung tubuh Anda untuk menenangkan Anda, ”jelas psikolog klinis, Dr Bhavna Barmi.
Dia menambahkan, "Selain rasa sakit, ada banyak alasan lain yang menyebabkan menangis setelah berhubungan seks atau PCD."
Berikut 5 alasan yang bisa menyebabkan post-sex blues:
Baca Juga: Mesti Cek Nih, 7 Sebab Pasangan Tidak Tertarik Berhubungan Seks
1. Kurangnya pelukan setelah berhubungan seks
Ya, kita membutuhkan sesi pelukan pasca-seks. Menurut Dr Barmi, hal-hal seperti pillow talk pasca-seks atau pelukan membuat seseorang merasa dibutuhkan. Karenanya, itu berkontribusi pada kepuasan emosional.
Di sisi lain, tidak menerima kontak fisik setelah hubungan seks selesai dapat membuat Anda merasa diabaikan. Ini berkontribusi untuk menciptakan rasa kerentanan yang akhirnya membuat Anda merasa kewalahan.
2. Malu atau bersalah
Pelecehan seksual sering kali meninggalkan kesan mendalam pada psikologi Anda. Terkadang, hubungan seksual membawa Anda kembali ke momen trauma itu.
Selain itu, gagasan Anda sendiri tentang tabu seputar seks bisa menimbulkan perasaan malu atau bersalah.
“Masalah citra tubuh adalah masalah lain yang menyebabkan disforia pascakelahiran dan wanita merasa malu”, katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Hobi Jadi Profesi: Cara Wonder Voice of Indonesia Cetak Talenta Voice Over Profesional
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng