Nah untuk mengantisipasi itu, Cak Lontong punya resep yang agak nyeleneh: ia selalu memosisikan dirinya sebagai pelawak yang tidak lucu.
“Saya ketika masih susah, sampai sekarang orang mungkin menganggap saya sudah sukses, saya tetap tidak lucu,” aku Cak Lontong.
Menurutnya, ketika seorang pelawak sudah menganggap dirinya sukses karena lucu, maka kerja keras dan etos kerjanya bisa jadi akan berkurang dibandingkan ketika awal merintis karir.
Di saat seorang pelawak sudah mulai puas dengan standar kelucuannya sendiri, maka usahanya untuk terus belajar dan mengembangkan diri menjadi berkurang. Inilah yang ditakutkan oleh Cak Lontong terjadi di dirinya. Maka dari itu, ia memilih untuk menganggap dirinya sendiri bukan pelawak yang lucu.
“Bukan hanya pelawak, semua profesi itu musuhnya rasa puas,” tandasnya
Sebagai pemikir dan pengamat humor, Darminto M. Sudarmo setuju dengan apa yang disampaikan oleh Cak Lontong tersebut.
“Prinsip-prinsip dan ideologi Cak Lontong ini khas dari manusia modern. Tidak semua pelawak mau mengakui dirinya tidak lucu. Saya harap para pelawak saat ini maupun yang ingin menjadi pelawak, mau terus belajar dan mengembangkan diri,” kata co-founder IHIK3, penulis lebih dari 10 buku humor, sekaligus kartunis di berbagai media massa tersebut.
“Ibarat kita kuliah, seharusnya tidak ada kata lulus. Harusnya orang itu tidak diberi gelar, biar mau terus belajar sampai mati. Baru nanti diberi gelar kalau sudah almarhum,” gurau Darminto sebelum mulai membedah bukunya secara singkat.
Tak mau kalah dengan Cak Lontong, Darminto juga membeberkan jurus-jurus dalam membuat lelucon yang dikutip dari bukunya, Anatomi Lelucon di Indonesia.
Baca Juga: Biodata dan Profil Denny Cagur Terlengkap
“Ahli bedah humor” ini menjelaskan, setidaknya ada 25 teknik untuk membuat lelucon, di antaranya parodi, slapstick, satire, sinisme, dan olah logika – seperti yang sering diperagakan pula oleh Cak Lontong.
Di samping itu, Darminto juga mencatatkan bahwa ada satu jurus khas untuk membuat lelucon yang berasal dari Indonesia – terutama dalam wacana humor-humor dari budaya Jawa – yakni parikena.
Parikena sendiri adalah humor yang berisi ledekan, tapi dengan nada atau tone yang sopan. Umumnya, parikena diungkapkan oleh orang-orang yang tertindas ke penindasnya. Contohnya, seorang pelayan yang sudah sangat sebal dengan perlakuan tuannya yang semena-mena tiba-tiba bilang, “Permisi tuan, boleh saya injak leher tuan?”
“Parikena diakui oleh teman saya – kartunis asal Jerman yang sekarang jadi warga negara Australia – sebagai satu-satunya jurus humor yang belum pernah ia dengar. Parikena ini bagaikan sebuah paradoks di kultur Barat,” jelas Darminto.
Acara virtual yang diadakan pada Sabtu, 24 Oktober 2020 pukul 14.00-16.00 WIB ini dihadiri oleh beragam kalangan, dari akademisi, karyawan, ASN, hingga kartunis dan pelaku humor.
Beberapa di antara audiens juga langsung memesan buku Anatomi Lelucon di Indonesia yang kini sedang berada di tahap pre-order sampai 27 November 2020 mendatang.
“Acaranya sangat menarik, kehadiran Cak Lontong sangat menghibur. Saya dapat banyak hal baru dalam humor,” begitu testimonial dari I Wayan Nuriarta (35, dosen ISI Denpasar sekaligus kartunis asal Bali) pascaacara.
Berita Terkait
-
Rizky Febian Sempat Kasihan Lihat Sule Melawak di TV
-
Sule Ditilang: Curhat Beban Biaya Kendaraan yang Bikin Netizen Relate
-
Perjuangan Nunung Lawan Kanker Belum Usai, Ada Obat yang Wajib Diminum Seumur Hidup
-
Tak Lagi Sekedar Pelawak, Ini Rekam Jejak Narji yang Tekuni Bidang Pertanian
-
Politisi, Komedian, Kepala Keluarga: Tiga Peran Eko Patrio di Tengah Krisis
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Dari Komunitas hingga Anak Berkebutuhan Khusus, Coaching Clinic Bulu Tangkis Perkuat Talenta Muda
-
5 Sisi Gelap Zodiak Libra yang Jarang Diketahui
-
36 Nama Bayi Laki-Laki Islami Modern yang Belum Banyak Dipakai
-
5 Alasan Synchronize Fest 2025 Wajib Masuk Daftar Konsermu Minggu Ini!
-
Viral Banget, DAVIENA Skincare Apakah Sudah BPOM? Cek Varian Apa Saja yang Sudah Terdaftar
-
Stop Abaikan! Kulit Anak Lebih Rentan Rusak Akibat Sinar Matahari
-
Terpopuler: Mata Anies Baswedan Kedutan usai Disebut Prabowo, Gaji Pegawai PLN Bikin Penasaran
-
Promo Gratis Pajak Tiket Pesawat dan Diskon Hingga 30 Persen untuk Kereta serta Kapal
-
Kenali Ciri-Ciri Adidas Samba KW, Jangan Tergiur Harga Bersahabat!
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!