Suara.com - Hampir satu tahun sejak diumumkannya kasus pertama Covid-19 di Indonesia, namun pandemi belum juga berakhir. Tantangan sosial-ekonomi timbul untuk tiap elemen masyarakat, termasuk yang jarang mendapat perhatian, yakni anak dan remaja Indonesia yang rentan terlantar.
Anak dan remaja adalah korban yang tidak terlihat, mengingat adanya dampak panjang terhadap kesehatan, kesejahteraan, perkembangan, dan masa depan anak. Dampak tidak langsung ini salah satunya dirasakan saat pemerintah menghentikan sementara proses pembelajaran secara tatap muka sejak bulan Maret 2020.
Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebanyak 60 juta siswa tidak dapat belajar di sekolah. Langkah ini diambil untuk menghindari adanya penyebaran virus di area sekolah. Namun, sayangnya tidak semua anak di negeri kita ini mempunyai sumber daya untuk mengakses pendidikan secara daring. Masih banyak anak yang memiliki keterbatasan, terutama mereka yang berisiko atau telah kehilangan pengasuhan orangtua.
Dalam kondisi sulit ini, anak dan remaja yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua, merasakan dampak yang signifikan, seperti minimnya akses kesehatan dan ketiadaan fasilitas pembelajaran jarak jauh.
Berdasarkan data BPS tahun 2018, terdapat sekitar 4,1 juta anak kehilangan pengasuhan orangtua kandung dan harus tinggal bersama keluarga lain atau bahkan ditelantarkan.
Anak dan remaja yang tidak mendapatkan pengasuhan orangtua cenderung terdampak lebih parah ketika terjadi bencana, termasuk ketika pandemi Covid-19. Akibatnya, tidak ada yang dapat membantu penuhi kebutuhan mereka sebagai seorang anak dan remaja, sehingga mereka membutuhkan perhatian lebih di saat seperti ini.
SOS Children’s Villages Indonesia sebagai organisasi nirlaba yang fokus pada pengasuhan alternatif dan penguatan keluarga rentan, mengambil bagian dengan mendirikan desa anak untuk 946 anak yang telah kehilangan pengasuhan di 8 lokasi di Indonesia. Selain itu, SOS juga memiliki program penguatan keluarga bagi keluarga rentan di 10 lokasi. Dari ribuan keluarga yang didampingi, SOS juga memastikan 6333 anak yang berisiko kehilangan pengasuhan mendapatkan pemenuhan atas hak-hak mereka.
HSBC Indonesia sebagai salah satu mitra dan pemangku kepentingan dari sektor swasta, menaruh perhatian khusus pada masa depan anak dan remaja Indonesia yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orangtua. Dengan semangat membantu anak-anak dan remaja bangkit dari dampak pandemi, HSBC Indonesia turut berkontribusi bagi generasi bangsa dengan mendukung pendampingan anak-anak SOS Children’s Villages melalui beberapa kanal, yaitu program kesehatan, dukungan infrastruktur pembelajaran, dan pelatihan keahlian bagi remaja.
Program ini akan berjalan selama satu tahun di 2021 dan diharapkan mampu memberikan pembekalan dan penguatan bagi anak dan remaja untuk menghadapi tantangan dan kebutuhan di masa pandemi, demi masa depan yang baik bagi mereka dan bangsa.
Baca Juga: Pandemi Bikin Jurang Ketimpangan Si Kaya dan Si Miskin Makin Lebar
Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia François De Maricourt, dalam konferensi pers secara daring, mengatakan, “Sejak lama HSBC memberikan dukungan di bidang edukasi di seluruh dunia, terutama dalam membantu generasi muda yang kurang beruntung mengakses pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Saat ini, upaya kami bertitik berat pada pengembangan kemampuan kerja yang dibutuhkan di dunia modern. Dengan teknologi yang berkembang pesat, berbagai keterampilan kini dibutuhkan untuk berhasil di tempat kerja. Karenanya, program ini adalah bagian dari fokus penting dalam strategi keberlanjutan kami untuk membangun keterampilan masa depan bagi masyarakat di tempat kami berada, untuk membuka dunia yang penuh peluang.”
Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia, mengucapkan terima kasih untuk segala bentuk perhatian yang telah diberikan oleh HSBC Indonesia. Ia berharap kesempatan berharga yang telah diupayakan oleh HSBC Indonesia dapat memotivasi anak-anak untuk mengejar masa depannya dengan semangat terlepas dari segala kondisi dan keterbatasan yang ada.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Flek Hitam Sudah Muncul di Usia 30-an? Ini 5 Rekomendasi Moisturizer Untuk Menghilangkannya
-
5 Sunscreen Pria Bebas Whitecast: Aman untuk Aktivitas Padat Seharian
-
Siapa Lintang? Perempuan yang Dikaitkan dengan DJ Bravy
-
3 Shio Paling Beruntung 23 Oktober 2025, Ada Rezeki yang Datang Tak Terduga
-
Ramalan Zodiak 23 Oktober 2025: Aries, Taurus, dan Leo Termasuk Beruntung
-
Terpopuler: AQUA Tersandung Kontroversi, Raisa Gugat Cerai Hamish Daud?
-
Apa Itu Air Akuifer? Ramai Diperbincangkan Usai Viral Sidak AQUA
-
Bikin Kulit Glowing Itu Nggak Susah, Cukup Lakukan 3 Kebiasaan Sederhana Ini!
-
Empat Kunci, Satu Pintu: Merayakan Persaudaraan Lintas Iman dan Keberagaman
-
Tradisi Bertemu Inovasi: Ritual Kecantikan Modern dari Filosofi Teh Bangsawan