Suara.com - Hubungan percintaan tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Nyatanya, tak sedikit orang yang justru merasa kehilangan harga dirinya karena terjebak dalam hubungan beracun atau toxic relationship. Apa pengertian toxic relationship?
Ketika Anda lebih banyak menemukan kesedihan dan tekanan daripada kebahagiaan, itu bisa jadi salah satu tanda Anda sudah terjebak toxic relationship.
Dilansir dari laman Very Well Mind, pengertian toxic relationship adalah hubungan yang membuat Anda merasa direndahkan, disalahpahami, dibuang, atau bahkan diserang. Secara sederhana, hubungan ini justru membuat Anda merasa menjadi pribadi yang lebih buruk daripada ketika sedang sendiri.
Toxic relationship tidak melulu tentang hubungan asmara. Kondisi ini bisa terjadi di kantor, lingkup pertemanan, bahkan keluarga.
Tanda-Tanda Toxic Relationship
Anda adalah satu-satunya orang yang dapat mengetahui apakah ada lebih banyak keburukan atau kebaikan dalam hubungan yang sedang Anda jalani. Namun, ketika seseorang secara terus-menerus membuat Anda dalam keadaan terdesak, mungkin inilah pertanda Anda telah terjebak dalam toxic relationship.
Berikut beberapa tanda toxic relationship yang penting untuk diketahui. Yuk, simak!
- Anda memberi lebih dari apa yang Anda dapatkan, sampai titik di mana Anda merasa tidak dihargai dan hanya dimanfaatkan.
- Harga diri terus menurun seiring berjalannya waktu
- Tidak mendapat dukungan, melainkan selalu direndahkan dan disalahpahami akan segala tindakan.
- Tidak dapat menunjukkan sisi terbaik di sekitar orang tersebut, melainkan terus menunjukkan sisi buruk. Misalnya, Anda menjadi suka membicarakan orang lain dari belakang.
- Disalahkan atas setiap keadaan yang tidak berjalan sesuai dengan rencana
Cara Mengatasi Toxic Relationship
Baca Juga: 6 Tanda Seseorang Benar-benar Cinta, Adakah di Diri Pasangan Kamu?
Hubungan seperti ini memang dapat dicegah. Namun, bagaimana jika Anda terlambat menyadari dan terlanjur masuk ke dalamnya? Berikut cara yang dapat Anda coba untuk keluar dari toxic relationship:
Bicaralah dengan orang lain mengenai apa yang Anda rasakan
Bersikaplah tegas tentang perasaan yang Anda butuhkan sehingga Anda dapat menemukan alasan mengapa hubungan ini tidak layak dipertahankan.
Diskusikan pola hubungan Anda
Diskusikan dengan seseorang yang Anda anggap sebagai pemicu toxic relationship dan temukan jalan keluar bersama dengan saling memberi toleransi.
Kurangi interaksi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Rahasia Aroma Woody: Mengapa Wangi Kayu Tak Lekang Waktu
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Glycolic Acid, Bikin Wajah Cerah dan Halus Mulai Rp25 Ribu
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan