Penyemaian awan adalah industri bernilai jutaan dolar dan digunakan di negara-negara seperti Amerika Serikat, China, dan India. Hal ini terutama dilakukan untuk meningkatkan curah hujan dan menciptakan air.
Para ilmuwan juga sedang mempelajari potensi penyemaian awan sebagai solusi untuk kekeringan -- dan di Uni Emirat Arab, ini dipandang sebagai salah satu cara yang mungkin dapat mempertahankan pertanian di wilayah yang kering.
Untuk mengetahui cara kerja penyemaian awan, berikut yang biasa dilakukan para ilmuwan.
Langkah 1: Dapatkan Pesawat Terbang
Penyemaian awan dilakukan oleh pilot yang terbang ke area yang lembap di atmosfer. Hal ini mengharuskan mereka menerbangkan pesawat kecil yang dapat dengan mudah menavigasi melalui cuaca badai, seperti Cessna atau Beechcraft King Air.
Langkah 2: Terbang ke Awan
Untuk menyemai awan, pilot terbang langsung ke cumulonimbus, atau awan kumulus yang menjulang tinggi, yang terlihat menyerupai marshmallow dan dibentuk oleh aliran udara ke atas yang kuat dari tanah. Seiring waktu, awan ini biasanya berkembang menjadi badai petir.
Langkah 3: Lepaskan Garam ke Udara
Setelah pesawat terbang di dalam awan, pilot menyalakan salah satu dari lusinan suar yang dipasang di sayap pesawat dengan mekanisme penembakan di kokpit.
Flare melepaskan asap dan senyawa garam, seperti natrium klorida atau kalium klorida, ke udara, yang menarik uap air di awan untuk membentuk tetesan air. Tetesan ini menyatu menjadi tetesan yang lebih besar dan, setelah cukup berat, akhirnya bisa jatuh sebagai hujan.
Langkah 4: Bertujuan untuk Turbulensi
Kebanyakan pilot dilatih untuk menghindar terbang langsung ke badai. Tetapi penyemaian awan harus membidik updraft, yang tercipta saat udara hangat dari tanah ditarik ke dasar awan cumulonimbus. Updraft ini membantu mencampur garam dan asap di seluruh awan, tetapi juga membuat penerbangan sangat bergelombang atau menciptakan turbulensi.
Langkah 5: Ulangi
Penerbangan penyemaian awan dapat memakan waktu tiga hingga empat jam, selama waktu itu pilot dapat melepaskan lusinan suar. Semakin banyak garam dan asap yang disuntikkan ke udara, semakin baik peluang menghasilkan hujan.
Baca Juga: Ramai soal Pawang Hujan, Ustaz Khalid Basalamah: Walau Pakai Bacaan Alquran Jangan Percaya
Jadi, apakah itu benar-benar berfungsi? Ahli meteorologi di Uni Emirat Arab, salah satu negara terkering di dunia dan konsumen air terbesar, percaya penyemaian awan meningkatkan curah hujan di padang pasir, meskipun para ilmuwan masih mencoba untuk menghitung dengan tepat seberapa banyak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Terpesona Talenta Generasi Muda, Addie MS Gaet Cicit WR Supratman Dalam Konser Simfoni
-
Tren Baru Asuransi: Program Loyalitas Jadi Daya Tarik, Tawarkan Medical Check-up Gratis
-
Rahasia Cari Tiket Pesawat Murah: Trik Jitu Menggunakan Google Flights
-
6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
-
10 Produk Makeup Musim Semi 2025 yang Akan Mengubah Riasan Anda
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Situs dan Data yang Diretas Hacker Bjorka: Alamat Pejabat hingga KPU Jadi Korban
-
Hacker "Bjorka" Asal Mana? Diduga Sudah Ditangkap Polisi, Sempat Dikira Orang Polandia
-
Liburan Mewah Kini Milik Semua: Cruise Rp1 ke Mediterania? Ini Caranya!
-
Karya dan Ide Siswa SMA Indonesia yang Menginspirasi, Dari Sains Hingga Seni Kreatif