Suara.com - Sebelumnya, kita mengenal istilah BI Checking yang digunakan untuk background checking saat analisis pengajuan kredit. Kini, ada credit scoring yang dewasa ini banyak digunakan para head hunter atau HRD perusahaan untuk menilai karakter dan reputasi keuangan calon karyawan dalam proses rekrutmen atau evaluasi karyawan tetap.
Ya, reputasi riwayat finansial seseorang ternyata dapat berpengaruh pada proses pelamaran kerja atau seleksi karyawan dengan posisi dan jabatan tertentu.
Kebutuhan informasi credit scoring calon pekerja menjadi bagian proses seleksi, seperti halnya medical check up. Namun, beberapa pihak menganggap credit scoring untuk keperluan rekrutmen cenderung bersifat diskriminatif, terutama terhadap calon karyawan yang sedang mengalami kesulitan finansial.
Ditambah dengan kondisi dua tahun pandemi yang membuat banyak orang terdesak situasi hingga memutuskan mengambil pinjaman. Lantas, apakah credit scoring dalam proses rekrutmen adalah metode yang efektif, atau justru bentuk sebuah diskriminasi?
Perdebatan ini menjadi topik pembahasan hangat dalam diskusi virtual Kini Paham Kredit #2: “Cegah Karyawan Fraud: Cek Credit Scoring Saat Proses Rekrutmen” yang diselenggarakan oleh IdScore pada Selasa (24/05) lalu.
Dalam acara tersebut, Managing Director Headhunter Indonesia, Haryo Suryosumarto, menjelaskan, “credit scoring ke depannya punya peluang menjadi seperti psikotes atau medical check up yang umum dilakukan saat rekrutmen. Credit scoring juga tidak berdiri sendiri sebagai dasar pengambilan keputusan, karena pertimbangan dari faktor lain masih dibutuhkan seperti psikotes, kompetensi, kesesuaian budaya kerja, riwayat pekerjaan sebelumnya, latar belakang pendidikan, catatan kriminal, dan lain-lain."
Menurut Haryo, sama halnya dengan medical check up, proses pengecekan kredit kandidat dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari kandidat. Jadi, menurutnya, hal ini bukan merupakan bentuk diskriminasi.
Haryo pun menegaskan bahwa credit scoring dalam melakukan proses rekrutmen bukanlah tindakan yang melanggar privasi karena data credit scoring hanya bisa diperoleh atas persetujuan kandidat, kebutuhannya pun bersifat opsional.
“Credit scoring itu perlu untuk menilai satu aspek dari karyawan yaitu bagaimana kondisi kesehatan finansialnya. Penilaian ini berpengaruh khususnya untuk beberapa posisi tertentu seperti level Manager, C-level, atau posisi strategis di bidang keuangan,” lanjutnya.
Baca Juga: 6 Nilai Utama Core Values BUMN dan Contoh Perilaku yang Wajib Diterapkan Pegawai
Direktur Utama IdScore, Yohanes Arts Abimanyu, juga menjelaskan manfaat pengecekan credit scoring bagi HR maupun kandidat.
“Credit scoring bisa menjadi pertimbangan dan informasi tambahan bagi HR untuk mendalami profil seseorang berdasarkan karakter dan reputasi keuangan seseorang melalui catatan perilaku dalam memenuhi kewajiban keuangan. Dengan melakukan cek riwayat kredit kandidat, khususnya untuk posisi-posisi tertentu, kita dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan karyawan melakukan fraud yang merugikan perusahaan,” katanya.
Sementara, bagi kandidat, credit scoring yang baik dapat menjadi nilai tambah dalam proses melamar kerja, sekaligus kesempatan mencek keakuratan data agar rencana permohonan kredit kedepan tidak terkendala. Hasil credit score beserta detail kredit historis dan riwayat pembayaran dapat diakses oleh kandidat secara pribadi, salah satunya melalui website www.myidscore.id.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Umrah Kini Bisa Mandiri, Segini Beda Harganya Dibanding Pakai Travel Agent
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Alpha Arbutin untuk Hempas Flek Hitam Membandel di Usia 40
-
4 Smartwatch untuk Wanita Tangan Besar, Fitur Lengkap dengan Pemantau Kesehatan dan GPS
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Hitam yang Aman dan Harga Terjangkau!
-
Cara Melakukan Umrah Mandiri, Segini Biayanya!
-
Apa Manfaat Budaya Makan Pakai Tangan Langsung? Viral Jadi Bahan Perdebatan di X