Suara.com - Pendidikan masih menjadi perhatian bagi berbagai negara dunia. Hal ini karena pada beberapa daerah di setiap negara masih saja mengalami berbagai kendala dan keterbelakangan dalam menempuh pendidikan.
Selain itu, pandemi Covid 19 juga sempat membuat segala sistem pembelajaran berubah 180 derajat. Pandemi mendorong setiap negara harus melakukan transformasi belajar dengan menggunakan teknologi digital yang ada.
Adanya transformasi tersebut menambah tantangan baru bagi setiap negara, maupun masyarakatnya yang harus bisa beradaptasi dengan situasi yang ada. Oleh karena itu, pendidikan sendiri menjadi salah satu bahasan isu dalam pertemuan G20.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, sekaligus Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril mengatakan, terdapat empat isu pendidikan yang diangkat dalam pertemuan G20, di antaranya sebagai berikut.
Universal Quality Education (Pendidikan berkualitas untuk semua)
Sebelum pandemi, sudah ada target yang ingin dicapai hingga tahun 2030 dalam angka mengurangi kesenjangan akibat kehilangan kesempatan belajar di beberapa lokasi. Namun, pandemi Covid 19 membuat target yang diharapkan berubah.
Iwan mengatakan, kehilangan kesempatan belajar (learning loss) itu sendiri disebabkan karena berbagai faktor seperti kodisi geografis, sosial ekonomi, dan lain-lain. Oleh karena itu, menurutnya hal ini menjadi perhatian, terutama untuk daerah-daerah yang mengalami kesulitan untuk belajar.
“Kita menyampaikan bahasan untuk pendidikan yang berkualitas untuk semua. Apalagi saat pandemi membuat target yang diharapkan jadi berubah karena off track. Beberapa jadi learning loss pada kelompok yang rentan karena geografi, sosial ekonomi, dan lain-lain. Di sini Indonesia mengajak negara G20 untuk melindungi kelompok yang rentan ini secara global,” ucap Iwan, Kamis (23/06/2022).
Digital Technologies in Education (Teknologi digital dalam pendidikan)
Baca Juga: 5 Universitas Terbaik di Indonesia Menurut QS World University Rankings 2023
Pandemi menuntut pemerintah dan masyarakat mengadopsi teknologi digital dalam dunia pendidikan. Namun, menurut Iwan akses teknologi ini sendiri cukup menjadi tantangan karena tidak semua bisa mengaksesnya dengan mudah.
Banyak berbagai faktor yang pada akhirnya membuat suatu wilayah merasa tertinggal dalam menghadapi trasformasi digital. Bahkan, Iwan mengungkapkan beberapa negara maju juga masih mengeluhkan ketertinggalannya.
“Bahkan negara maju sendiri merasa bahwa kami tertinggal gitu dalam konteks guru-guru mereka menghadapi transformasi digital,” ucap Iwan.
Sementara itu, menurut Iwan Indonesia sendiri sebenarnya sudah mencoba melakukan transformasi digital, bahkan sebelum pandemi. Misalnya penyelenggaraan UN yang dilakukan dengan komputer. Hanya saja, hal tersebut masih tidak merata. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi kesenjangan tersebut masih terus diusahakan.
Solidarity and Partnership (Solidaritas dan Kemitraan)
Dalam bahasan ini, Indonesia mengangkat budaya gotong royong ke G20. Hal tersebut karena perlunya menghadapi konsisi pandemi secara bersama. Rupanya, budaya gotong royong ini sendiri rupanya juga didukung oleh negara-negara di G20.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Apakah Boleh Bawa Parfum di Pesawat? Ini Aturan dan Tips agar Tak Disita
-
Belajar dari Kasus Timothy Unud, Begini Cara Mencegah Anak Jadi Pelaku Bullying
-
5 Pilihan Sunscreen PA++++ untuk Cegah Tanda Penuaan, Harga Mulai Rp30 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sunscreen untuk Atasi Jerawat Sekaligus Flek Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
Suara Lily Bikin Meleleh, Ini Pesan Haru Anak-Anak di Anniversary Raffi Ahmad dan Nagita
-
Sumber Penghasilan Nadya Almira, Kini Tinggal di Kontrakan dan Dipolisikan Korban Kecelakaan
-
6 Koleksi Jaket Mewah Nagita Slavina: dari Tweed Chanel Ratusan Juta hingga Gaya Bak Lady Biker
-
TikToker Ello MG Ubah Oseng Telur Pinggir Jalan Jadi Restoran Kekinian, Harga Tetap Merakyat!
-
7 Pilihan Sunscreen untuk Cuaca Panas Ekstrem Indonesia, Minimal SPF 45 Sesuai Saran BRIN
-
Dari Sampah Sekolah Jadi Pakan Gratis: Kisah 3 Siswa SMA Atasi Krisis Pangan