Suara.com - Indonesia dikenal dengan beragam macam karya sastra tradisi dan keunikannya masing-masing di setiap daerah. Namun, tidak semua orang mengetahui berbagai tradisi yang terdapat di daerah, terutama masyarakat kota besar seperti Jakarta.
Melihat hal tersebut, Titimangsa Foundation membawa tradisi melalui pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang ke Jakarta yang akan ditampilkan pada 10-11 September 2022 mendatang di Gedung Arsip Nasional RI.
Perlu diketahui, Sudamala berasal dari dua kata, suddha dan mala. Suddha diartikan sebagai bersih, suci, atau bebas dari sesuatu. Sementara mala diartikan sebagai kotor, cemar, dan tidak murni. Maka dari itu, pementasan Sudamala bercerita tentang pembersihan mengenai suatu hal.
Pementasan Sudamala juga tidak main-main. Pasalnya, pementasan ini menggaet sekitar 90 persen seniman dan maestro dari Bali untuk hadir ke Jakarta.
Produser sekaligus founder Titimangsa, Happy Salma mengungkapkan, Sudamala menjadi pertunjukkan ke-59 yang diproduksinya sekaligus pementasan pertama di kota besar. Happy juga sempat melakukan kolaborasi di Ubud dan sukses. Hal tersebut membuatnya membuatnya bersama Nicholas Saputra yang juga produser ingin membawa tradisi ke luar Bali.
“(Sudamala) Ini pertunjukkan ke-59 yang kami produksi dan jadi pertama di kota besar. Waktu itu kami kolaborasi membuat pertunjukkan seni di Bali dan sukses bersama para seniman bahkan ditonton lebih dari 20 ribu orang di live Youtube, terus Nico provokasi buat bikin dan bawa ke kota besar,” ungkap Happy Salma dalam konferensi pers pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang, Kamis (25/8/2022).
Meski demikian, Happy sendiri mengaku kesulitan. Menurutnya, membawa tradisi ke kota besar adalah hal yang tidak mudah. Apalagi pentas tradisi tersebut harus bisa dibuat dengan tampilan serta bahasa yang bisa dipahami semua orang.
Bahkan, biasanya pertunjukkan seni tradisi ditampilkan sekitar 6-8 jam. Namun, sebab pertunjukkan Sudamala cukup lentur dan dapat disesuaikan, Happy menjelaskan kalau ia beserta seniman lain akan membuatnya menjadi 2 jam pertunjukkan.
“Membawa pengalaman yang kami rasakan tidak mudah, karena kami ingin menghadirkan tradisi namun dengan tampilan dan bahasa yang universal, biasanya juga pertunjukan sekitar 6-8 jam, terus akhirnya diskusi dan bisa dibuat lentur jadi buat 2 jam pertunjukkan,” sambung Happy Salma.
Baca Juga: Foto Happy Salma di Tahun 1995 Dengan Putrinya Kini Jadi Sorotan Warganet
Sementara itu, Nicholas Saputra yang juga sebagai produser pementasan Sudamala mengatakan, ia mengaku kagum melihat para seniman tradisi dengan pertunjukkan yang membuatnya tabjuk. Namun, ia berpikir kalau tidak semua orang bisa melihat pertunjukkan tersebut.
Oleh karena itu, Nicholas mengungkapkan, ia ingin berbagi pengalamannya dengan membawa pertunjukkan tradisi tersebut ke kota besar.
“Waktu lihat dari sisi tradisi, gerak penari, kostum, gamelan yang mengiringi, semua dikreasi dengan detail yang mengagumkan. Oleh karena itu, aku mau bawa ke kota besar biar bisa melihat apa yang aku rasakan,” ucap Nicholas.
Selain itu, pertunjukkan Sudamala juga dinilai relevan dengan situasi pandemi saat ini. Sudamala bercerita tentang pembersihan, dan ini bisa diartikan sebagai membersihkan situasi pandemi yang melanda Indonesia dua tahun belakangan.
“Kenapa buatnya baru sekarang juga karena berkaitan dengan pandemi, karena biasanya acaranya tentang pembersihan, kebaikan dan keburukan gitu, jadi saya rasa ini akan relevan,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Marcella Zalianty Hidupkan Kembali Kisah Pahlawan Wanita Lewat Monoplay Melati Pertiwi
-
'Tukar Takdir' Sapa Penggemar di Jogja: Marsha Timothy dan Ariyo Wahab Ungkap Proses di Balik Layar
-
Bukan Tentang Siapa yang Selamat, Memahami Lebih Dalam Film Tukar Takdir
-
Nicholas Saputra Bikin Penonton Histeris di Drama Musikal Rangga & Cinta Synchronize Fest
-
Review Tukar Takdir, Bukan Film yang Bikin Penonton Trauma Naik Pesawat!
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
5 Treatment Kecantikan untuk Menghilangkan Flek Hitam, Lebih Efektif dari Skincare
-
6 Shio Paling Bersinar di 7 November 2025, Keberuntungan dan Rezeki Menanti
-
3 Sunscreen untuk Mencegah Hiperpigmentasi bagi Wanita Usia 40-an
-
7 Rekomendasi Lipstik yang Bisa Buat Blush On: Praktis, Bikin Bibir dan Pipi Jadi Merona
-
Sunscreen SPF 35 Bisa Samarkan Flek Hitam? Ini 3 Rekomendasi Produknya yang Mencerahkan
-
Susunan Upacara Hari Pahlawan 2025 Lengkap Sesuai Pedoman dari Kemensos
-
Doa Hari Pahlawan 2025: Meresapi Semangat Pahlawanku Teladanku dalam Upacara Bendera
-
Terpopuler: Karier Gubernur Riau Dulu Cleaning Service, Izin Pinkflash Ditarik BPOM
-
7 Rekomendasi AC 1/2 PK yang Bagus dan Awet, Harga Mulai Rp2 Jutaan
-
5 Toner Centella Asiatica untuk Meredakan Jerawat Meradang bagi Remaja, Mulai Rp30 Ribuan