Suara.com - Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia yang dirayakan setiap 16 Oktober penting untuk memperhatikan berbagai masalah salah satunya limbah makanan. Limbah makanan yang menumpuk akibat food loss and waste memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Menurut laporan Bappenas, food loss and waste pada 2000-2019 telah mencapai 115-284 kilogram per kapita per tahun. Padahal jika dikelola, food loss and waste ini dapat memberi makan sekitar 61-125 juta orang.
Co-Founder Food Sustainesia, Jaqualine Wijaya mengatakan, food loss and waste disebabkan karena konsumsi pangan berlebihan. Bahkan, dari konsumsi pangan berlebihan, ini akan berdampak pada hal lain seperti masalah gizi, lingkungan, dan lain-lain.
“Konsumsi makanan yang melebihi angka produksi akan memunculkan banyak permasalahan, mulai dari gizi, lingkungan, sampah makanan hingga agrikultur,” ucap Jaqualine Wijaya dalam konferensi pers, (11/10/2022).
Untuk menghadapi masalah tersebut, diperlukan cara agar bisa menciptakan sistem pangan berkelanjutan. Jaqualine menjelaskan, terdapat tiga pilar penting yang dapat membantu untuk menciptakan sistem pangan berkelanjutan di antaranya.
1. Memperhatikan sisi sumber
Menurut Jaqualine, hal penting yang harus diperhatikan yaitu sisi sumber bahan pangan tersebut, yaitu dengan memanfaatkan makanan lokal seasonal. Ia menjelaskan, ketika suatu bahan di musim tertentu memiliki produksi tinggi dan dikonsumsi, itu tidak akan ada makanan yang terbuang sia-sia nantinya jika dibeli.
“Gimana kita pilih makanan yang lokal seasona. Saat produksi tinggi, pastikan kita beli jadi itu enggak waste atau terbuang,” jelas Jaqualine.
2. Lihat sisi nutrisi makanan
Baca Juga: 16 Oktober Hari Pangan se Dunia, Ini Sejarahnya
Hal penting lain yang juga harus diperhatikan yaitu kandungan nutrisi di dalam makanan. Jaqualine menyarankan, masyarakat dapat mengonsumsi makanan dengan pola gizi seimbang. Untuk itu penting memilih makanan sesuai gizi yang dibutuhkan dan tidak berlebihan.
3. Food loss and waste
Untuk menciptakan sistem pangan berkelanjutan juga harus memperhatikan food loss and waste. Ketika hal tersebut dikurangi, itu akan membantu untuk mencapai sistem pangan berkelanjutan. Untuk sisi food loss bisa diperhatikan dari sisi produksi makanan, sehingga bahan yang dihasilkan tidak sia-sia dan terbuang.
Sementara itu, untuk food waste lebih kepada konsumsi makanan secukupnya. Artinya, jangan makan berlebihan yanag justru tidak habis dan menambah limbah makanan. Hal tersebut akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan serta bisa menyebabkan berbagai penyakit bagi manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?