Suara.com - Akhir-akhir ini nama Tiktoker Ibnu Wardani menjadi sorotan karena dinilai berbohong terkait kontennya saat melakukan perjalanan di Jepang.
Dalam video yang sudah dihapus itu, Ibu Wardani mengatakan, di Jepang membuka pintu taksi bisa dikenakan tarif sekitar Rp 1,4 juta. Hal tersebut lantas menuai banyak kontroversi dari warganet hingga konten kreator lainnya.
"Kita buka pintu taksi aja di Jepang, itu harus udah bayar 1,4 juta rupiah," ujar Ibnu Wardani dalam unggahan TikToknya yang sudah dihapus.
Salah satu konten kreator yang juga memberikan komentar yaitu akun @renadanainggolan. Pemilik akun tersebut mengatakan, kalau Ibnu Wardani berbohong dan melebih-lebihkan ceritanya. Ia mengatakan, di Jepang seharusnya saat taksi jalan itu bisa dikenakan biaya sekitar 600 yen.
"Ngarang, masak Rp 1,4 juta sih. 600 Yen, itu juga udah jalan lho mobilnya, sekitar 2-3 menit. 600 Yen itu sekitar Rp 60 ribu. Ngarang ih Rp 1,4 juta, jalan kaki aku," kata akun TikTok @renadanainggolan yang men-stitch video Ibnu Wardani.
Pada beberapa orany memang kerap membuat konten berbohong atau melebih-lebihkan sesuatu. Biasanya hal ini dilakukan agar mendapatkan perhatian dari orang lain.
Namun, sebenarnya apa alasan seseorang sering berbohong di media sosial? Berikut pendapat beberapa ahli mengenai alasan seseorang berbohong di media sosial melansir laman CJ The Study.
Berdasarkan keterangan Psikolog, Jesse D. Matthews, Psy. D, media sosial atau dunia maya menjadi hal yang mudah dikontrol. Hal ini mendorong orang lain akan memberikan respons sesuai keinginannya. Ketika mendapatkan respons tersebut, ia akan tertarik untuk melakukan kebohongan lagi.
Tidak hanya itu, ketika mereka berbohong, akan membuat perhatian orang lain kepadanya. Ia juga dengan mudah mendapatkan kepopuleran serta banyak yang menyukainya.
Baca Juga: Konten Flexing TikToker Ibnu Wardani Diprotes Publik, Disuruh Belajar dari Nagita Slavina
Pendapat lain dikatakan oleh Psikolog Klinis, Dr. Wyatt Fisher. Menurutnya, seseorang berbohong demi mendapatkan citra palsu. Mereka melakukan kebohongan agar dirinya dikenal sebagai sosok yang baik. Sebab dapat citra baik itu ia memilih untuk terus berbohong. Pasalnya, ketika ia memilih jujur, itu akan merusak citra baik yang dibangunnya.
Pendapat lain disampaikan oleh Konseling & Konsultasi Turning Leaf, Michelle R Hammer, MS, LCPC. Michell mengatakan, media sosial menjadi tempay yang mudah untuk berbohong. Hal ini karena mereka tidak pelu melakukan kontak mata. Orang yang berbohong di media sosial juga dinilai lebih mudah untuk mengontrol respons sesuai keinginannya.
Terapis, Julie Williamson, LPC, NCC, RPT mengungkapkan, seseorang berbohong di media sosial karena ketika jujur itu membuat citranya menjadi buruk. Hal tersebut membuatnya harga dirinya menjadi rendah di masyarakat. Oleh sebab itu, mereka memilih untuk berbohong agar bisa dihargai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
5 Alasan Kenapa Produksi Barang KW Dilarang, Pahami Risiko dan Kerugiannya
-
Prabowo Minta Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Sulit Mana Dibandingkan Inggris?
-
Beda Air Mineral vs Demineral, Mana yang Lebih Bagus untuk Dikonsumsi?
-
Apa Itu Gaji Tunggal ASN? Ini Pengertian, Sistem, Tujuan, dan Siapa yang Terdampak
-
Makna Lagu Love You Longer Milik Raisa, Ungkapan Cinta untuk Hamish Daud
-
Apa Itu Hybrid Sunscreen Wudhu Friendly? Ini 5 Rekomendasinya
-
Prabowo Subianto Bisa Berapa Bahasa? Arahkan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah
-
Kenapa Musim Hujan Tetap Harus Pakai Sunscreen? Begini Penjelasan Dokter
-
Tren Teknik Japanese Walking, Benarkah Lebih Efektif dari Jalan Kaki 10.000 Langkah?
-
7 Sunscreen yang Bisa Bikin Kulit Tetap Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas