Suara.com - Sosok mantan perdana menteri (PM) Israel, Ariel Sharon, kembali disorot usai negara tersebut melakukan penyerangan bertubi-tubi terhadap warga Palestina. Sharon merupakan salah satu ikon dalam pembantaian yang sudah terjadi sejak lama itu.
Sebab, sebelum menjadi PM, Sharon aktif menyerang Palestina, bahkan sejak usianya masih remaja. Namun, karma rupanya menghampiri karena ia meninggal secara tragis. Ia juga sempat koma selama 8 tahun dengan organ tubuh yang membusuk. Berikut profilnya.
Ariel Sharon lahir di Kfar Malal, Mandat Britania atas Palestina, pada 26 Februari 1928. Ia tumbuh dalam keluarga yang mendukung penuh gerakan Zionis. Ia adalah mantan perdana menteri (Israel) yang dikenal kejam terhadap warga Palestina.
Pemilik nama lengkap Ariel Scheinermann itu mulai ikut menyerang Palestina saat usianya masih remaja. Ia bergabung dengan kelompok mafia bernama Haganah. Lalu, selang beberapa tahun, dirinya masuk satuan Infantri Israel, Brigade Alexandroni.
Sebagai militer yang sering melakukan serangan brutal, Sharon kemudian menjabat sebagai komandan dan terus meneror rakyat Palestina. Setelah itu, kariernya di bidang ini kian cemerlang hingga dipercaya memimpin unit intai tempur Brigade Golani pada tahun 1949.
Tak hanya itu, Sharon pada 1950 mengenyam studi Sejarah dan Kultur Timur Tengah di Universitas Ibrani Yerusalem. Satu tahun kemudian, konflik Israel-Palestina semakin memanas. Ia pun kembali aktif dengan pangkat mayor dan memimpin Unit Khusus 101.
Unit tersebut dikenal kejam karena pada tahun 1953, mereka membantai 69 warga Palestina. Atas dasar ini, Ariel yang memimpin unit itu dijuluki sebagai Penjagal dari Beirut. Tangannya sudah sering terlumuri oleh bayi hingga wanita Palestina yang ia bunuh secara keji.
Lanjut ke tahun 1974, Ariel Sharon bergabung dengan partai politik yang membawanya meraih kekuasaan, yakni Partai Likud. Saat itu pula, dirinya ditunjuk sebagai Penasihat Keamanan Perdana Menteri Israel. Namun, selang tiga tahun, ia kembali ke Knesset.
Baca Juga: Ahli Toksikologi Ungkap Bahaya Mematikan Bom Fosfor Putih yang Dipakai Israel di Jalur Gaza
Kala itu, ia mulai menjabat sebagai Menteri Pertanian. Lalu, pada 1981-1983, Sharon menjadi Menteri Pertahanan. Ia bahkan pernah menduduki banyak posisi menteri lain, seperti Menteri Perindustrian dan Perdagangan, serta Menteri Perumahan dan Konstruksi.
Sharon juga menjabat Menteri Infrastruktur dan pada 1998 menjadi Menteri Luar Negeri. Kemudian, pada 1999, Benyamin Netanyahu mundur dari Ketua Partai Likud dan Sharon maju menggantikannya. Hal ini memuluskan jalannya menjadi PM Israel pada 2001.
Sebagai PM, Sharon membentuk koalisi persatuan nasional dan menyarankan perdamaian Israel-Palestina. Namun, langkah ini membuat Partai Likud terpecah hingga pada 2005, ia membuat partai baru, Kadima. Di tahun itu, kariernya pun terhenti karena serangan stroke.
Kematian Tragis Ariel Sharon
Sharon pertama kali mengalami stroke pada Desember 2005 dan diberi pengencer darah. Lalu, pada Januari 2006, terjadi pendarahan parah di otaknya. Ia dirawat di RS di Yerusalem, namun dipindahkan ke Tel Hashomer untuk perawatan jangka panjang.
Penderitaan itu dimulai saat ia menjalani operasi akibat luka di ususnya yang sudah terinfeksi dan membusuk. Tujuan pembedahan ini untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubu lain. Namun, bukan membaik, yang terjadi justru penyumbatan di otaknya.
Berita Terkait
-
3 Surat Dalam Al Quran Ini Ceritakan soal Palestina dan Israel, Berikut Tafsirannya
-
Netizen Kecewa, Raffi Ahmad Ajak Keluarga Makan McDonald's yang Disebut Dukung Isarel
-
10 Brand Fashion Ini Ternyata Dari Palestina, Ayo Borong!
-
Ahli Toksikologi Ungkap Bahaya Mematikan Bom Fosfor Putih yang Dipakai Israel di Jalur Gaza
-
UNICEF: Gaza Jadi Kuburan Massal Anak-anak, Neraka Bagi Semua Orang
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Chemical, Physical, atau Hybrid Sunscreen? Begini Cara Pilih Tabir Surya untuk Usia 40-an
-
5 Sepatu Jalan Kaki Paling Nyaman Dipakai Seharian, Mulai Rp300 Ribuan
-
Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
-
Mengapa Pertanian Berkelanjutan Menjadi Kunci Masa Depan Indonesia
-
5 Fakta Menarik Tas Kulit yang Dipakai PM Jepang Sanae Takaichi, Pesanan Langsung Melonjak
-
5 Rekomendasi Sunscreen Gel SPF 50 Terbaik, Cocok untuk Tipe Kulit Berminyak
-
5 Rekomendasi Energy Gel Terbaik di Indomaret untuk Lari, Murah Meriah!
-
Satu dari Tiga Pemimpin Bisnis Global Adalah Perempuan, Tapi Modal Masih Jadi Kendala
-
Dari Barat ke Timur, Sorong Kedatangan Toko Retail yang Hadirkan Pengalaman Belanja Seru
-
Jelang Akhir Tahun, Lonjakan Pengiriman Paket Bikin Banyak yang Lupa Soal Ini