News / Nasional
Rabu, 17 Desember 2025 | 16:54 WIB
Roy Suryo [Suara.com/Faqih]
Baca 10 detik
  • Roy Suryo ungkap lima kejanggalan teknis pada ijazah Jokowi di Polda Metro Jaya.
  • Temuan mencakup kualitas pasfoto yang terlalu tajam dan indikasi cetak ulang modern.
  • Dokter Tifa soroti perbedaan format transkrip nilai Jokowi dengan standar lulusan UGM 1985.

Suara.com - Ijazah Jokowi kembali menjadi pusat perhatian publik setelah Pakar Telematika, Roy Suryo, membeberkan serangkaian temuan teknis yang dinilai janggal.

Dalam gelar perkara khusus yang dihelat di Polda Metro Jaya pada Senin (15/12/2025), isu keaslian dokumen akademik Presiden ke-7 Republik Indonesia ini dikupas secara mendalam.

Roy Suryo, yang hadir langsung untuk melihat bukti fisik yang disita penyidik, menyoroti setidaknya lima poin krusial yang membuatnya semakin yakin bahwa dokumen tersebut bukan produk cetak tahun 1980-an.

Sorotan utama Roy tertuju pada kondisi fisik pasfoto yang terlampir.

Menurutnya, karakteristik foto tersebut memiliki resolusi dan ketajaman yang tidak lazim untuk teknologi fotografi era 1985, tahun di mana Jokowi dinyatakan lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia menilai, degradasi warna dan kertas foto selama 40 tahun seharusnya meninggalkan jejak penuaan yang signifikan, namun hal itu tidak ditemukan pada barang bukti tersebut.

"Saya dengan lantang dan tegas mengatakan, saya sangat ragu (pasfoto di ijazah Jokowi) bahwa itu usia (foto) sudah lebih dari 40 tahun," ungkap Roy Suryo memberikan penekanan pada analisis visualnya.

Lebih lanjut, Roy menjelaskan detail teknis mengenai tekstur kertas dan tinta. "(Kualitas foto) Terlalu tajam, terlalu baru barang itu sebagai foto yang dicetak dengan kertas foto pada tahun 1980-an," katanya menambahkan.

Indikasi Cetak Baru dan Garis Misterius

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya

Kejanggalan kedua yang diungkap mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini adalah adanya garis vertikal di bagian kiri dokumen ijazah.

Dalam standar pencetakan dokumen resmi negara atau universitas, kehadiran garis tepi tambahan yang tidak fungsional dianggap sebagai anomali.

Roy menduga kuat bahwa garis tersebut adalah residu dari proses pencetakan ulang atau re-printing menggunakan mesin modern, bukan mesin cetak konvensional yang digunakan UGM pada masa itu.

Pakar telematika Roy Suryo menghadiri gelar perkara khusus terkait dugaan ijazah palsu Presiden RI ke-7, Joko Widodo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2025). (Suara.com/Adiyoga)

"Itu mungkin hasil dari re-printing atau print baru," ujarnya saat menganalisis kemungkinan asal-usul dokumen yang diperlihatkan penyidik.

Analisis Roy berlanjut ke elemen grafis, yakni logo Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan perbandingan dengan ijazah alumni UGM lainnya dari angkatan yang sama, logo UGM seharusnya berwarna emas dengan karakteristik tinta yang khas.

Namun, pada ijazah Jokowi, Roy menemukan anomali warna yang tidak sesuai standar. Selain itu, daya tahan tinta pada logo tersebut juga menjadi pertanyaan besar.

Load More