Suara.com - Memasak bukan sekadar membuat makanan terlihat bagus tapi juga lezat dan dibuat dengan proses yang benar. Terutama masakan dengan bahan dasar daging sapi, maka teknik pemotongannya pun harus tepat.
Standar tersebut yang diterapkan dalam grand final National Butchery yang digelar oleh Meat Livestock Australia (MLA) di Jakarta. Sebanyak empat koki dari siswa sekolah kuliner serta empat chef profesional diadu dalam kompetisi memasak tersebut untuk mengolah daging sapi dari Australia menjadi hidangan Indonesia.
Chef Stefu Santoso selaku salah satu juri dalam kompetisi tersebut mengatakan kalau faktor rasa mempengaruhi 50 persen penilaian. Kemudian teknik memasak termasuk cara memotong daging jadi faktor kedua yang akan dilihat dan mempengaruhi 20 persen penilaian.
Teknik memotong sangat perlu diperhatikan karena hal tersebut bisa mempengaruhi hasil akhir masakan.
"Potong daging itu harus melawan serat, tujuannya agar dagingnya terikat. Jadi saat direbus dia tidak akan gampang pecah," jelas Chef Stefu usai konferensi pers acara National Butchery and Cooking Competition 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Jika potongan daging benar serta proses pemasakan tepat, maka hidangan juga akan lebih mudah dikunyah. Meski begitu, empuk atau tidaknya daging juga sebenarnya sangat dipengaruhi dengan kualitas daging sapi yang digunakan.
Diakui sendiri oleh chef Stefu kalau sapi kualitas Australia memang lebih mudah empuk. Sehingga sangat cocok dibuat menjadi jenis masakan seperti steak. Berbeda dengan daging lokal Indonesia yang kebanyak butuh proses pemasakan lebih lama agar bisa empuk. Hal tersebut, menurutnya, juga dipengaruhi dengan genetik sapi itu sendiri.
"Quality if beef udah gak ada obatnya, jadinya quality of beef akan sangat berpengaruh terhadap tenderness (kelembutan)," imbuhnya.
Faktor lainnya yang dilihat juga seperti cara penyajian yang menarik dan rapi, kebersihan dapur dan sisa bahan masakan, metode kerja, hingga tata krama para kontestan dalam menyajikan makanan kepada juri.
Baca Juga: Jokowi Bakal Berikan Bansos Daging dan Telur Ayam
Kompetisi tersebut diikuti oleh oara chef yang terbagi dalam dua kategori, yakni kategori cjef muda dari sekolah kuliner atau pariwisata serta chef profesional. Selain uji kemahiran memasak, para kontestan juga jadi bisa dapat kesempatan untuk belajar teknik mengolah masakan dengan daging sapi atau disebut juga butchery.
Menurut chef Stefu, kekurangan sekolah kuliner di Indonesia memang masih sangat kurang dalam mengajarkan teknik butchery.
"Padahal chef muda Indonesia sangat banyak yang potensial. Sayangnya, kesempatan mereka untuk belajar butchery sangat minim. Mungkin karena terkendala biaya," ungkapnya.
Oleh sebab itu, MlA Regional Manager South East Asia, Valeska, mengatakan bahwa kompetisi yang pihaknya laksanakan sebenarnya tidak hanya untuk mempromosikan daging sapi Australia. Tetapi juga memberi kesempatan kepada para chef Indonesia punya pengalaman lebih banyak.
Sebab, selain berkompetisi, para peserta lomba juga telah dibekali pelatihan memotong daging oleh para juri. Kemudian, saat kompetisi, mereka harus mengolah hidangan dari potongan daging sapi top sirloin, primal loin atau sub primal sirloin. Itu semua merupakan otot besar di bagian pinggul sapi.
Berita Terkait
-
Jefri Nichol yang Beragama Islam Ngaku Makan Babi untuk Menaikkan Berat Badan, Memangnya Efektif?
-
Selain Ciuman Sesama Jenis, Vokalis 1975 Matty Healy Juga Suka Makan Daging Mentah di Atas Panggung: Bikin Fans Bingung!
-
Pencinta Daging Merapat! Chadis Rooftop Bar Hadirkan Brazilian Barbeque Setiap Hari Sabtu
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Retinol yang Bagus untuk Pemula Merek Apa? Ini 5 Rekomendasinya
-
6 Sunscreen SPF 30 yang Ideal untuk Usia 40 Tahun, Atasi Flek Hitam dan Garis Halus
-
5 Skincare Apotek untuk Mencerahkan Kulit, Glowing Tanpa Harus ke Klinik
-
3 Pilihan Moisturizer untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat, Kandungan Lengkap Harga Murah
-
5 Shio yang Kurang Beruntung Selama November 2025, Begini Cara Menghadapinya
-
Rejuran S Bantu Wulan Guritno Atasi Bopeng, Terungkap dalam Insecurity Uncovered Zap Premiere
-
TikTok Shop by Tokopedia Dukung Brand Lokal Bersinar di Jakarta Fashion Week 2026
-
8 Fakta Perjalanan Cinta Deddy Corbuzier & Sabrina Chairunnisa: Nikah di Tanggal Cantik, Kini Cerai
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream yang Harganya Affordable untuk Mencerahkan Kulit Wajah
-
5 Parfum dengan Wangi Horor, Cocok Dipakai saat Halloween