Suara.com - Generasi Z (Gen Z), kelompok yang lahir pada medio 1997-2012, dikenal sebagai kelompok yang paling sadar akan lingkungan dalam beberapa dekade terakhir.
Mereka tumbuh dengan akses mudah terhadap informasi tentang perubahan iklim, polusi, dan kerusakan lingkungan. Bagi mereka, penggunaan kemasan plastik sekali pakai hanya memperburuk masalah lingkungan.
Nanang Setiawan, Agus Fikri, Mahesa Johdy, Dini, dan Alvi adalah contoh dari generasi ini. Mereka menyalahkan kemasan plastik sekali pakai sebagai penyebab pencemaran lingkungan.
Nanang menekankan bahwa masalah bukan hanya pada kemasan itu sendiri, tetapi pada kesadaran rendah dalam mengelola sampah plastik. Dia mencontohkan kantong kresek dan galon sekali pakai yang sering berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Kondisi lingkungan saat ini sangat menyedihkan karena kesadaran membuang sampah plastik pada tempatnya belum membudaya, sehingga banyak sampah plastik bertebaran," kata Nanang dalam keterangannya.
Untuk mengurangi pencemaran, Nanang lebih memilih tas belanja kain dan produk dengan kemasan yang bisa dipakai berulang kali. Agus juga mendukung penggunaan galon guna ulang biru, mengingat risiko besar dari galon sekali pakai terhadap lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.
Mahesa menyerukan tanggung jawab produsen atas dampak lingkungan produk mereka, sementara Dini dan Alvi meminta produsen dan pemerintah untuk memperjuangkan alternatif yang lebih ramah lingkungan.
"Penggunakan galon guna ulang itu bisa mengurangi sampah yang dikeluarkan masyarakat," katanya.
Pemakaian kemasan pangan bukan hanya preferensi, tetapi juga nilai-nilai, kesadaran akan lingkungan, dan tuntutan akan perubahan gaya hidup. Galon sekali pakai, sebagai sasaran perlawanan, tidak selaras dengan regulasi pengurangan sampah dan target nasional.
Baca Juga: 5 Momen yang Dialami Gen Z saat Nyoblos, Vibesnya Kayak Lebaran
Generasi Z memperjuangkan kesadaran lingkungan dan mengajak untuk mengubah perilaku konsumsi. Mereka menuntut tanggung jawab dari semua pihak dan menegaskan pentingnya beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan untuk menjaga keberlanjutan Bumi.
Terlebih, penggunaan galon sekali pakai tidak selaras dengan Peraturan menteri (Permen) LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah. Kemasan tersebut juga bertentangan dengan target 30 persen pengurangan sampah nasional di 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Mineral Sunscreen Cocok untuk Kulit Apa? Intip 6 Rekomendasi yang Murah dan Bagus
-
Sosok Rosyida Istri Yai Mim, Ternyata Berpendidikan Sarjana Hukum
-
Makna Pengibaran Bendera Setengah Tiang 30 September dan Satu Tiang Penuh 1 Oktober
-
Awal Mula Tagar #SIWON_OUT Menggema, Fans Minta Siwon Keluar dari Super Junior
-
Juknis Lengkap Upacara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2025, Resmi Kemenbud!
-
Rekomendasi 5 Sepatu Lari Terbaik Tahun 2025, Nyaman dan Stylish
-
Anggap Anjing Jadi Sumber Kebahagiaan, Apa Agama Sabrina Chairunnisa?
-
7 Cara Jitu Bedakan Sepatu Converse Ori dengan Palsu: Jangan Sampai Tertipu!
-
Siapa Yai Mim? Viral Ribut dengan Tetangga sampai Beber Alasan Pura-pura Stroke
-
Pekerjaan Sabrina Chairunnisa, Sudah Berpenghasilan Fantastis Sebelum Menikah dengan Deddy Corbuzier