Suara.com - Heboh penumpang pesawat Singapore Airlines berdarah-darah hingga meninggal dunia karena mengalami turbulensi hebat dalam perjalanan dari London menuju Singapura. Peristiwa ini membuat pesawat harus mendarat darurat di Thailand karena kondisinya yang berbahaya.
Bahkan foto situasi dan kondisi dalam kabin pesawat yang rusak parah viral di media sosial. Tidak hanya itu tabung oksigen hingga dasbor penyimpanan di atas kepala penumpang rusak dan keluar dari tempatnya.
Bukan hanya penumpang yang berlumuran darah karena benturan benda yang berjatuhan, tapi ada juga satu orang penumpang tewas. Bahkan para penumpang pun menceritakan kengerian yang terjadi selama penerbangan alami turbulensi.
Penumpang asal Inggris Andrew Davis menceritakan, saat turbulensi terjadi banyak jeritan mengerikan dan terdengar banyak barang yang jatuh.
"Hal yang paling saya ingat adalah melihat benda-benda terbang di udara. Saya tersiram kopi. Turbulensinya luar biasa parah," ujar Davis.
Lantas apa itu turbulensi dan bahayanya untuk pesawat?
Melansir Canadian Mental Health Association, Rabu (22/5/2024) turbulensi adalah kondisi adanya perubahan udara di sekitar pesawat. Banyak yang tidak tahu jika udara berbentuk cairan, sehingga arus udara bisa bergerak naik turun, beriak atau berubah arah tergantung pada kecepatannya.
Menurut World Meteorological Organization, pergeseran angin inilah yang jadi ancaman bahaya besar untuk penerbangan. Apalagi jika pesawat sedang terbang dengan ketinggian rendah. Ini karena semakin rendah pesawat, maka kecepatannya juga kan lebih besar.
Apalagi ada beberapa pesawat yang sangat rentan terhadap turbulensi dibandingkan pesawat lainnya. Contohnya seperti pesawat lebih kecil dan ringan akan lebih mudah mengalami benturan udara, dan bisa sangat terpengaruh turbulensi ringan sekalipun.
Baca Juga: Potret Dalam Pesawat Singapore Airlines: Penumpang Panik, Pramugari Berlumuran Darah
Kondisi ini akan sangat berbeda dibanding pesawat jet militer, yang memang dirancang memiliki kemampuan toleransi turbulensi tingkat tinggi.
Adapun turbulensi dibagi dalam 4 kategori oleh ICAO yaitu turbulensi ringan, sedang, parah hingga turbulensi ekstrem.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Apakah Tinted Sunscreen Bisa Memudarkan Flek Hitam? Cek 5 Pilihan yang Murah dan Bagus
-
Sosok Zohran Mamdani, Wali Kota Termuda dan Muslim Pertama dalam Sejarah New York
-
5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
-
Profil dan Pendidikan Gusti Purbaya, Kukuhkan Diri sebagai Raja Baru Keraton Solo di Usia 22 Tahun
-
Usia 50-an Cocoknya Pakai Warna Lipstik Apa? Ini 7 Pilihan Elegan yang Patut Dicoba
-
5 Sepatu New Balance yang Mengandung Kulit Babi, Kenali Series Pig Skin Agar Tak Salah Beli
-
5 Rekomendasi Parfum Wanita yang Murah, Wangi Elegan dan Tahan Lama
-
Kenapa Sepatu New Balance Mahal? 5 Sepatu Lokal Ini Bisa Jadi Alternatif yang Lebih Murah
-
5 Parfum Aroma Teh untuk Wanita Kantoran, Wanginya Meninggalkan Jejak
-
Siapa Gusti Purbaya? Umumkan Diri Jadi Raja Keraton Solo yang Baru