Suara.com - Kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya asuransi cenderung lebih rendah dibanding negara tetangga ASEAN. Padahal asuransi bukan hanya bisa melindungi dari risiko dalam hidup, tapi juga bantu capai konsidi mapan finansial.
Hal ini sesuai dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dipublikasi pada Oktober 2023, menyebutkan jika pengguna asuransi di Indonesia berada di angka 2,7 persen.
Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, mengatakan bahwa rendahnya kesadaran pentingnya asuransi di Indonesia ini disebabkan karena berbagai alasan yang kompleks. Dari mulai kurangnya kepercayaan masyarakat, pendapatan yang bisa dibelanjakan cenderung rendah, termasuk sebab sedikitnya kepemilikan aset.
"Serta tingkat literasi dan inklusi asuransi, yang masing-masing berada pada 31,7 persen dan 16,63 persen," ujar Eric melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (8/6/2024).
Pemaparan Eric, juga sebagaimana data OJK yang pada 23 Oktober 2023 menyebutkan, literasi seputar asuransi levelnya masih di bawah lembaga jasa keuangan yang lain. Bahkan literasi atau edukasi yang rendah ini, menunjukan kesan jauhnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya asuransi.
Inilah yang akhirnya jadi pemicu PT Sompo Insurance Indonesia meluncurkan Road to BIK yakni bulan inklusi keuangan untuk mengedukasi masyarakat tentang literasi keuangan.
Road to BIK ini menyasar mahasiswa, ibu rumah tangga, dan pemilik UKM yang perannya sangat vital dalam mengelola keuangan pribadi, keluarga maupun usahanya sendiri. Nantinya mereka akan mendapat edukasi langsung dari pakar keuangan seperti perencana keuangan (financial planner), hingga financial influencer.
Eric menambahkan, meski pertumbuhan asuransi Indonesia terbilang rendah, tapi di tahap tersebut masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk membuat masyarakat lebih sejahtera.
Menurut Eric, saat masyarakat bisa memanfaatkan asuransi dengan tepat, baik untuk kesehatan, kecelakaan, pendidikan usaha maupun jaminan barang berharga, maka mereka akan mudah mencapai kemapanan finansial.
Baca Juga: Menuju Kesejahteraan Finansial, Ulasan Buku "Benahi Cara Hidup"
"Agar lebih banyak masyarakat yang dapat mencapai kemapanan finansial dan mendapatkan ketenangan pikiran dengan melindungi diri mereka sendiri dari risiko keuangan yang tidak terduga," papar Eric.
Kemapanan finansial adalah kondisi di mana seseorang memiliki kendali penuh atas keuangan mereka, dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa stres keuangan yang berlebihan.
Termasuk mapan finansial juga artinya memiliki dana yang cukup untuk tujuan jangka panjang, seperti pensiun, pendidikan anak, dan investasi. Kondisi ini juga termasuk saat seseorang mampu menghadapi situasi darurat, tanpa mengganggu keuangannya sehari-hari.
Berikut ini cara mencapai kemapanan finansial yang bisa dilakukan:
1. Buat anggaran keuangan
Buat anggaran bulanan yang mencakup semua pendapatan dan pengeluaran. Ini membantu memantau aliran uang dan memastikan pengeluaran tidak melebihi pendapatan. Termasuk perlu juga untuk menetapkan batasan untuk kategori pengeluaran tertentu, seperti hiburan, makan di luar, dan belanja.
2. Kelola utang sebaik mungkin
Bayarlah utang-utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu, seperti kartu kredit dan pinjaman pribadi. Usahakan untuk tidak menambah utang baru kecuali benar-benar diperlukan dan pastikan untuk melunasinya sesuai rencana.
3. Teratur menabung
Sisihkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung setiap bulan. Usahakan untuk memiliki dana darurat yang mencakup biaya hidup selama 3 hingga 6 bulan. Jangan lupa juga untuk buka rekening tabungan terpisah untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti liburan, pernikahan, atau pembelian barang-barang besar.
4. Kelola asuransi
Miliki asuransi kesehatan, jiwa, dan asuransi lainnya yang relevan untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko finansial akibat kejadian tak terduga. Pastikan juga meninjau dan memperbarui kebijakan asuransi secara berkala untuk memastikan cakupan yang memadai.
5. Investasi
Pelajari berbagai jenis investasi, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan properti. Diversifikasikan portofolio investasi untuk mengurangi risiko.
Bisa juga pakai jasa perencana keuangan jika diperlukan, untuk membantu merencanakan investasi yang sesuai dengan tujuan jangka panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Rahayu Saraswati Komisi Berapa? Keponakan Prabowo Mundur dari DPR RI
-
Cium Wanginya, Auto Kangen Putih Abu-abu: 7 Parfum Jadul Legendaris Ini
-
Makna Nama Alif Dalam Bahasa Arab, Panggilan Ruben Onsu di Tanah Suci yang Bikin Haru
-
7 Rekomendasi Skincare Aman untuk Anak 10 Tahun, Bikin Kulit Sehat dan Terawat
-
Ameena Pindah ke Sekolah Elite? Biaya SPP-nya Bisa Tembus Belasan Juta Rupiah
-
Seberapa Kaya Rahayu Saraswati? Keponakan Prabowo Resmi Mundur dari DPR
-
Mengenal Apa Itu Mental Pengemis, Disebut Yudo Anak Menkeu sebagai Ciri Orang Miskin
-
Art Jakarta 2025 Siap Berpameran di JIExpo Awal Oktober 2025
-
5 Aroma Parfum Pria Tahan Lama yang Cocok untuk Pekerja Lapangan
-
Viral di Medsos, Edit Foto Jadi Gantungan Kunci Pakai Aplikasi Apa?