Suara.com - Industri makanan saat ini tengah mengalami pergeseran signifikan dalam preferensi konsumen. Hal tersebut diakui oleh Market and Commercial Excellence Lead Cargill Southeast Asia, Stephanie Sajuti.
Ditemui awak media dalam acara pameran Food Ingredients Asia yang berlangsung di JI Expo Jakarta, beberapa waktu lalu, Stephanie mengakui bahwa semakin banyak individu yang sadar akan pentingnya gaya hidup sehat.
Hal itu, lanjutnya, sukses mendorong produsen makanan untuk berinovasi dan menghadirkan produk-produk yang lebih aman, sehat dan bernutrisi. Lebih lanjut, Stephanie juga membahas soal tren konsumsi makanan terkini. Apa saja? Berikut penjelasannya!
Pertama, konsumen kini lebih selektif dalam memilih makanan. Mereka mencari produk-produk yang rendah gula, garam, dan lemak, serta kaya akan nutrisi. "Hal ini tercermin dari semakin populernya produk-produk yang mengklaim sebagai healthy for me," kata Stephanie, ditulis Suara.com Jumat (13/9/2024).
Kedua, munculnya tren pengalaman sensori yang dicari. Meski kesehatan menjadi prioritas, Stephanie menyebut konsumen juga menginginkan makanan yang enak dan lezat.
Oleh karena itu, produsen makanan terus berinovasi untuk menciptakan pengalaman sensori yang lebih kaya, seperti meningkatkan jumlah isian cokelat atau menciptakan tekstur yang lebih lembut di mulut.
Ketiga, adanya kesadaran akan asal usul dari sebuah produk. Konsumen disebut semakin peduli dengan asal-usul bahan baku yang digunakan dalam produk makanan.
Mereka juga cenderung memilih produk-produk yang berasal dari sumber yang berkelanjutan dan memiliki proses produksi yang transparan.
"Ketiga ada concious consumption origin yang menjadi daya jual. Selain itu juga ada beberapa segment pasar yang lebih berkelanjutan," tambahnya lebih lanjut.
Keempat atau yang terakhir, gaya hidup modern yang serba cepat mendorong permintaan akan produk makanan yang praktis dan mudah dibawa. Produk-produk dengan ukuran yang sesuai untuk sekali makan serta kemasan yang praktis menjadi semakin populer.
"Keempat convenience, lifestyle kembali ke sebelumnya yang lebih grab and go. Dengan seperti itu kita juga meliat produk dengan ukuran tertentu dan kebutuhan produknya harus seperti apa."
Sebagai penutup, Stephanie mengaku akan selalu ada Harga atau cost tertentu untuk membuat makanan menjadi lebih sehat.
"Tapi itu tangtangan sekaligus opportunity. Makanya kami juga bekerjasama dengan customer untuk terus mencari keseimbangan itu," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
4 Pilihan Cushion dengan Hasil Akhir Glowing, Samarkan Ketidaksempurnaan Kulit
-
3 Zodiak Mengalami Perubahan Hidup Mulai 1 Januari 2026, Masa Sulit Berakhir!
-
8 Tips Ampuh agar Resolusi Tahun 2026 Benar-Benar Tercapai, Tak Sekadar Wacana
-
7 Poster Tahun Baru 2026 plus Cara Bikin Pakai Prompt Gemini AI
-
7 Promo Kopi Spesial Tahun Baru 31 Desember 2025, Hemat dan Nikmat!
-
30 Twibbon Tahun Baru 2026 yang Simpel dan Menarik, Gratis Tinggal Pasang Foto!
-
25 Ucapan Tahun Baru 2026 untuk Bos: Tetap Profesional, Hangat, dan Penuh Makna
-
7 Daftar Olahraga Paling Populer di Indonesia Sepanjang Tahun 2025, Padel Jadi Bintang Utamanya
-
5 Pilihan Sneakers Ballet yang Lebih Murah dari Puma Speedcat Ballet
-
Kata-Kata Tahun Baru 2026 yang Menyentuh Hati: Kekinian, Romantis, dan Puitis