Suara.com - Divisi Imunologi dan Penyakit Paru Interstisial, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, Sita Laksmi Andarini mengingatkan pentingnya skrining kanker paru bagi kelompok berisiko. Lebih-lebih bagi perokok aktif dan mantan perokok berusia di atas 40 tahun.
Skrining dini ini menjadi langkah krusial untuk mendeteksi kanker paru sebelum mencapai stadium lanjut.
"Yang wajib skrining kanker paru adalah kelompok risiko tinggi, yakni di atas 45 tahun dengan riwayat perokok aktif atau mantan perokok kurang dari 10 tahun," kata Sita, Jumat (29/11/2024).
Selain perokok, pekerja tambang, pekerja dengan paparan bahan berisiko, serta keluarga pengidap kanker paru juga disarankan melakukan skrining kanker paru secara rutin.
Skrining ini penting mengingat banyak pasien kanker paru baru terdiagnosis saat sudah mencapai stadium 4.
"Sebagian besar pasien datang di stadium 4 karena kanker paru tidak memiliki gejala khas pada tahap awal," jelasnya.
Gejala yang muncul pada stadium lanjut termasuk sesak napas dan batuk berkepanjangan akibat cairan di paru-paru.
Sita menegaskan, kanker paru seringkali sulit dideteksi karena paru-paru tidak memiliki indra perasa yang bisa merespons kondisi abnormal. Akibatnya, pasien cenderung abai hingga gejala parah mulai terasa.
"Kondisi seperti sesak napas dan batuk baru muncul ketika cairan sudah ada di paru-paru, yang berarti sudah masuk stadium 4," lanjutnya.
Tingkat kematian akibat kanker paru masih sangat tinggi. Data tahun 2021 menunjukkan ada 183.368 kasus dengan tingkat kematian mencapai 96 persen. Angka ini mencerminkan pentingnya deteksi dini melalui skrining kanker paru, khususnya bagi kelompok berisiko.
Skrining rutin dapat menjadi langkah efektif untuk mengurangi angka kematian dan meningkatkan harapan hidup pasien kanker paru di Indonesia. (antara)
Tag
Berita Terkait
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Mengatasi Skrining BPJS Kesehatan Error dan Pengajuan Bantuan CS Resmi
-
Wajib Skrining BPJS Kesehatan Mulai September 2025, Ini Tujuan dan Caranya
-
Acil Bimbo Tutup Usia 82 Tahun, Indonesia Kehilangan Maestro Musik Religi
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
Terkini
-
Siapakah Istri Charlie Kirk dan Apa Pekerjaannya? Ini Profil Lengkapnya, Suami Tewas Ditembak
-
Apa Hukum Membunuh Nyamuk dalam Islam? Ini Penjelasannya
-
Bahaya Tren Minuman Manis, Dokter Wanti-wanti Risiko Diabetes dan Penyakit Kronis!
-
3 Pertanyaan Wajib Dijawab Sebelum Menikah, Jangan Buru-buru!
-
Mengapa Ustaz Khalid Basalamah Dipanggil KPK?
-
5 Tips Memadukan Hoodie Pria agar Terlihat Rapi dan Stylish
-
Profil Ram Chandra Poudel, Presiden Nepal yang Mundur usai Badai Demo dan Kontroversi
-
Apa Itu Subak? Rahasia Orang Bali Merawat Air dan Tanah Tapi Tergerus Alih Fungsi Lahan
-
Dokter Tirta Soroti Gaya Ceplas-ceplos Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa: Jadi Lihat Diri Saya Versi Tua
-
Siapa Kisman Latumakulita? Tuduh Raffi Ahmad Gelapkan Pajak Ratusan Miliar