Suara.com - Kemunculan DeepSeek sebagai primadona baru aplikasi AI (kecerdasan buatan) generatif hingga menjadi saingan ChatGPT, Gemini, dan chatbot belakangan menuai sorotan publik. Adapun sosok di balik aplikasi ini tak lain adalah Liang Wenfeng. Lantas bagaimana profil Liang Wenfeg pendiri DeepSeek?
Asisten AI DeepSeek kini menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh nomor 1 di App Store Apple di Amerika Serikat pada Senin (27/1/2025). Hal ini pun turut menumbangkan nilai saham untuk beberapa perusahan teknologi AS karena minat investor yang mulai beralih.
Dilaporkan, dampak penurunan saham yang begitu besar dialami oleh produsen chip yang kerap digunakan untuk pengembangan AI, Nvidia. Perusahaan ini diketahui telah kehilangan nilai kapitalisasi pasar hampir US$600 miliar (Rp 9.733 triliun). Angka ini menjadi penurunan terbesar bagi perusahaan dalam satu hari dalam sejarah Amerika Serikat.
Dilaporkan CNA, sejak peluncuran ChatGPT OpenAI pada akhir 2022 lalu, perusahaan teknologi asal Tiongkok berupaya keras untuk mengembangkan teklnologi AI dengan menciptakan chatbot mereka sendiri. Pihak DeepSeek mengklaim bahwa dua model yang diluncurkannya sudah mendapat pengakuan dari para geek di Lembah Silikon AS, serta memperoleh penilaian yang setara dengan Open AI dan Meta.
Selain itu, DeepSeek juga mengatakan produk terbaru yang mereka produksi lebih murah 20 hingga 50 kali lipat dari model OpenAI yang kini banyak digunakan. Keberhasilannya ini tak lepas dari peran Liang Wenfeng, sebagai pemegang saham pengendali perusahaan ini.
Lalu bagaimana dengan Liang Wenfeng dan bagaimana ia mengembangkan produk pesaing ChatGPT tersebut?
Profil Liang Wenfeng Pendiri DeepSeek
Liang Wenfeng diketahui tumbuh besar di selatan Provinsi Guangdong, di mana sejak tahun 80-90-an wilayah tersebut menjadi pemimpin dalam mengadopsi kapitalisme pasar. Tak pelak jika pria yang kini berusia 39 tahun itu mengaku dikelilingi oleh orang-orang yang menyukai bisnis ketimbang belajar. Meski demikian ia tetap memilih dunia akademis.
Hal ini terbukti saat usia 17 tahun, Liang mendaftar kuliah di Universitas Zhejiang dengan mengambil jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi. Di kampus elit tersebut, ia menyelesaikan gelar master pada bidang yang dama tepatnya di tahun 2010 silam.
Baca Juga: DeepSeek R1 Gratis atau Tidak? Ini Kelebihan dan Kekurangan dibanding ChatGPT
Perjalanan Karier Liang Wenfeng
Menjadi "rumah" bagi e-commerce Alibaba dan perusahaan teknologi lainnya, selama di provinsi Zhejiang meyakinkan Liang untuk terjun pula di bisnis teknologi informasi (TI). Ia mulai mendirikan perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) pada tahun 2015.
Perusahaan yang bernama High-Flyer Quantitative Investment Management ini lantas menggunakan algoritma matematika yang rumit untuk perdagangan. Sementara itu, analisis manusia tidak digunakan, sehingga perusahaan sepenuhnya menggunakan teknik pembelajaran mesin.
Portofolio dana yang telah dikelola High-Flyer Quantitative Investment Management berjumlah lebih dari 100 miliar yuan pada akhir 2021. Akan tetapi, di bulan April 2023, perusahaan mengumumkan di akun WeChat-nya bahwa pihaknya akan memperluas kewenangan di luar industri investasi serta lebih memfokuskan sumber daya untuk 'mengeksplorasi esensi AGI (kecerdasan umum buatan)'.
Perjalanan Mendirikan DeepSeek
Sebulan setelah itu, DeepSeek pun resmi didirikan. Adapun karyawan perusahaan ini sebagian besar lulusan dan mahasiswa PhD dari berbagai universitas ternama di Tiongkok. Liang sebagai pemimpin, meyakini jika para karyawannya akan betah bekerja di DeepSeek karena mempunyai tantangan besar dalam teknologi AI.
Liang sendiri dikenal sebagai sosok yang enggan menceritakan kehidupan pribadinya di hadapan publik. Ia tercatat hanya mau melakukan wawancara kepada outlet media China Waves tahun 2024 dan tahun 2023. Selain du media itu ia tidak pernah muncul di depan publik lagi. DeepSeek juga tidak mau menanggapi terkait permintaan wawancara.
Di bawah kepemimpinan Liang Wenfeng, DeepSeek kemudian memfokuskan bakat dan sumber daya penelitian untuk menciptakan model yang bisa menyerupai, atau lebih baik dari OpenAI. Besar harapan perusahaan di masa depan untuk terus berfokus pada model-model mutakhir yang digunakan oleh perusahaan lainnya untuk membangun produk AI yang akan ditujukan bagi konsumen maupun perusahaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
Ramalan Zodiak 6 November 2025: Keuangan, Keberuntungan, dan Energi Emosional
-
Lipstik Tahan Lama Merek Apa? Ini 7 Rekomendasi buat Usia 40 Tahun ke Atas
-
5 Shio Beruntung di Initiate Day 6 November 2025, Termasuk Shio Kamu?
-
Daftar Skincare Berbahaya Temuan Terbaru BPOM, Mengandung Merkuri hingga Hidrokuinon
-
5 Strategi Berlibur ke Bali dari Jakarta dengan Lebih Hemat
-
Ramalan Zodiak Sagitarius di Bulan November 2025: Hoki Tapi Perlu Hati-hati
-
5 Rekomendasi Jam Tangan Lokal untuk Wanita, Desain Elegan dan Timeless
-
12 Keajaiban Wisata Sulawesi Bikin Takjub: Dasar Laut hingga Puncak Gunung
-
7 Sunscreen Terbaik untuk Kulit Kombinasi: Ringan, Melembapkan, dan Tidak Berminyak
-
Dakwah Lewat Layar Lebar, Ini 7 Film Islami yang Masuk Nominasi Nasional 2025