Suara.com - Bagi pecinta kopi yang memiliki masalah asam lambung, mengonsumsi minuman berkafein ini
menjadi tantangan tersendiri.
Kopi yang bersifat asam dapat memicu naiknya asam lambung dan menyebabkan gejala seperti perut kembung hingga nyeri ulu hati.
Asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan.
Kondisi ini umum terjadi dan dapat menyerang siapa saja. Gejala utamanya adalah rasa terbakar di dada (heartburn).
Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tetap bisa menikmati kopi tanpa memperburuk kondisi lambung.
Pemilihan Jenis Kopi
1. Pilih Kopi Arabika
Kopi arabika memiliki kadar kafein dan keasaman lebih rendah dibanding robusta, sehingga lebih ramah lambung.
2. Dark Roast
Proses pemanggangan gelap (dark roast) mengurangi asam klorogenat, senyawa pemicu produksi asam lambung.
3. Cold Brew
Metode seduh dingin menghasilkan kopi dengan keasaman lebih rendah.
Aturan Konsumsi
1. Batasi porsi
Maksimal 1-2 cangkir/hari (≤400 mg kafein).
2. Hindari perut kosong
Selalu konsumsi setelah makan atau ditemani biskuit untuk menetralkan asam.
3.Waktu ideal
Saat kondisi lambung stabil (tidak sedang kambuh), menjadi waktu yang ideal untuk menyeruput kopi.
Modifikasi Penyajian
- Tambahkan susu
Susu membantu menetralkan keasaman kopi.
- Pilih ukuran gelas kecil
Espresso dan kopi susu dalam takaran kecil lebih aman.
- Minum air putih setelahnya Mengencerkan asam di lambung.
Hindari Ini
- Kopi sachet (tinggi gula & kualitas rendah).
- Kopi robusta (kafein tinggi).
- Minum kopi saat gejala GERD sedang aktif.
Dengan menerapkan tips ini, pengidap asam lambung tetap bisa menikmati kopi tanpa mengorbankan kesehatan.
Berita Terkait
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!
-
Risau soal Psikis Anak saat Perceraian, Bedu: Mudah-mudahan Mereka Mengerti
-
Bukan Sekadar Suka Bersih, Kenali Gejala dan 5 Tipe OCD Menurut Psikolog
-
Bukan Cuma Capek Biasa: Kenali Tanda-tanda 'Burnout' Sebelum Terlambat
-
Puskesmas Gambir Lakukan Skrining Massal untuk Deteksi Dini TBC
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi