Suara.com - Pencahayaan memegang peranan krusial dalam dunia seni, khususnya dalam menampilkan karya seni. Lebih dari sekadar menerangi, pencahayaan yang tepat dapat mengubah persepsi, emosi, dan pengalaman penikmat seni terhadap sebuah karya.
Apa saja peran penting dari pencahayaan dalam menampilkan karya seni? Salah satunya adalah menekankan detail dan tekstur. Pencahayaan yang baik dapat menonjolkan detail halus dan tekstur kaya dari sebuah karya seni. Misalnya, dalam lukisan, pencahayaan yang tepat dapat memperlihatkan sapuan kuas, gradasi warna, dan kedalaman tekstur. Atau dalam patung, pencahayaan dapat menciptakan bayangan dan sorotan yang menekankan bentuk tiga dimensi dan detail pahatan.
Selain itu, warna dan intensitas cahaya juga dapat memengaruhi suasana dan emosi yang ditimbulkan oleh sebuah karya seni. Cahaya hangat dapat menciptakan suasana nyaman dan intim, sementara cahaya dingin dapat memberikan kesan dramatis atau misterius.
General Manager Marketing in-Lite, Fransiska Darmawan, mengungkapkan pentingnya peran pencahayaan dalam menampilkan karya seni dengan optimal.
“Karya seni umumnya diapresiasi secara visual, sehingga pencahayaan yang tepat membantu penikmatnya merasakan mood dan ambience dari karya tersebut secara lebih mendalam," katanya dalam pembukaan pameran bertajuk 'Pada Satu Titik', kolaborasi inLite dengan seniman Revoluta S, yang berlangsung di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan (17/2/2025).
Menurut Fransiska, sebelum menentukan pencahayaan, seniman perlu memahami pesan yang ingin disampaikan melalui karyanya. Tak kalah penting, mereka juga harus mengenali jenis pencahayaan yang paling sesuai untuk membangun suasana dan menghadirkan kesan yang diinginkan.
Pemilihan pencahayaan ini, menurut Fransiska, sebaiknya disesuaikan dengan tema, mood, medium, serta lokasi pameran, baik di dalam maupun luar ruang agar dapat mendukung pengalaman visual yang optimal bagi penikmatnya.
Sebagai contoh, pada karya dengan nuansa ceria, seniman dapat menggunakan general lighting dengan warna putih terang atau semu yang merata untuk menciptakan atmosfer positif. Pencahayaan jenis ini memberikan efek alami, sehingga mampu mempertahankan warna seperti aslinya.
Selain itu, permainan bayangan dan sorotan pada detail tertentu dapat menonjolkan aspek emosional atau tematik dalam karya. Teknik ini mampu menghadirkan dimensi tambahan, memperkaya makna, dan memperdalam interpretasi visual yang sesuai dengan visi seniman. Kedua teknik inilah yang digunakan pada pameran ‘Pada Satu Titik’ oleh Revoluta S.
Baca Juga: Aharimu Tampilkan Pameran Tunggal Perdana Bertajuk 'Figure A': Menggali Transformasi Tubuh Manusia
Sebagai brand pencahayan besutan anak bangsa, in-Lite di usianya yang ke-11, memperluas visi #TerangIndonesia melalui konsep 'Beyond Illumination’.
Fransiska menjelaskan alasan di balik peralihan menuju konsep ‘Beyond Illumination’.
“Jika sebelumnya kami berfokus pada inspirasi pencahayaan untuk bangunan, kini kami ingin turut memotivasi dan mendukung teman-teman seniman agar terus berkarya. Konsep ini merupakan bentuk komitmen kami untuk hadir di tengah masyarakat, tidak hanya memenuhi kebutuhan pencahayaan, tetapi juga ruang untuk ekspresi seni. Kami berharap in-Lite dapat membantu mereka menghadirkan showcase yang optimal, sehingga karya mereka dapat tampil menonjol dan mencapai level yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Sang seniman, Revoluta S, mengungkapkan bahwa seringkali seniman hanya berfokus pada proses mencipta karya dan melupakan hal penting setelahnya, yaitu cara menampilkan karya.
"Padahal, penyajian yang tepat memungkinkan karya dinikmati secara optimal oleh penikmat seni," katanya saat ditemui di tempat yang sama.
"In-Lite membuat saya semakin memahami pentingnya pencahayaan dalam presentasi karya seni. Ternyata, pemilihan lampu, sudut pencahayaan, dan penataan memerlukan strategi khusus serta perencanaan yang matang,” katanya.
Dalam pameran ‘Pada Satu Titik’ kali ini, Revoluta S menggabungkan material logam yang dipadukan dengan permainan cahaya untuk menghadirkan kesan hidup sekaligus memperkaya ekspresi artistik karyanya. Pameran ini terbuka untuk pengunjung di lantai LG The Ritz-Carlton Mega Kuningan, mulai 17 Februari hingga 16 Maret 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!