Suara.com - Puasa merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat Islam di seluruh dunia. Perintah ini pertama kali disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW, namun sebelum adanya kewajiban berpuasa di bulan Ramadan, terdapat praktik puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu.
Menurut buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad karya Moenawar Khalil, sebelum turunnya perintah puasa Ramadan, Rasulullah SAW dan para sahabat telah terbiasa menjalankan puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan. Puasa ini dikenal sebagai puasa Ayyamul Bidh. Selain itu, Rasulullah SAW juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram atau yang dikenal sebagai puasa Asyura, yang juga merupakan tradisi yang dilakukan oleh umat sebelumnya.
Perintah wajib puasa Ramadan turun sekitar 18 bulan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, tepatnya pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah. Allah SWT menurunkan perintah ini dalam firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 183:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menegaskan bahwa kewajiban berpuasa bukan hanya untuk umat Islam, tetapi juga telah menjadi bagian dari ibadah umat terdahulu. Perintah puasa ini kemudian dijalankan selama sebulan penuh di bulan suci Ramadan, menggantikan praktik puasa sebelumnya yang dilakukan secara berkala dalam beberapa hari tertentu.
Puasa Ramadan pertama kali dilaksanakan pada tahun kedua Hijriah, tepatnya pada Senin, 10 Syaban tahun ke-2 Hijriah, atau sekitar satu setengah tahun setelah Rasulullah SAW dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah. Sejak saat itu, Rasulullah SAW menjalankan ibadah puasa Ramadan hingga akhir hayatnya, dengan total sembilan kali menjalankan puasa Ramadan.
Tujuan utama dari puasa Ramadan adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, umat Islam diajarkan untuk mengontrol hawa nafsu dan meningkatkan kualitas ibadah. Selain itu, puasa juga berfungsi sebagai sarana untuk introspeksi diri dan meningkatkan solidaritas sosial dengan sesama.
Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh
Sebagian ulama memang membolehkan umat muslim untuk berniat puasa Ramadan sebulan penuh di awal bulan agar tidak lupa melafalkan niat setiap malamnya. Melansir laman NU Online, KH A. Idris Marzuqi dalam kitab Sabil al-Huda menjelaskan bacaan niat puasa Ramadan sebulan penuh:
Baca Juga: Musik Gambus Hingga Cita Rasa Mediterania: Sensasi Ramadan Timur Tengah di Jakarta!
Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Latin: "Nawaitu shouma jami'i syahri romadhooni hadzihi sanati taqlidan lilimaami maalikin fardhol lillaahi ta'aala".
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang Ramadan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah".
Pada saat malam pertama Ramadan, banyak masjid dan mushola mengajak masyarakat muslim dengan dibimbing oleh para tokohnya untuk bersama-sama melaksanakan niat puasa sebulan versi mazhab Malikiyyah. Meski begitu, tuntunan tersebut bukan berarti menyimpulkan tidak perlu niat di hari-hari berikutnya.
Masyarakat muslim juga tetap dibimbing untuk rutin melaksanakan niat puasa setiap harinya. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi apabila di kemudian hari lupa niat, maka puasanya tetap sah dan bisa diteruskan, sebab dicukupkan dengan niat puasa sebulan penuh di awal Ramadan.
Waktu Membaca Niat Puasa Ramadan
Niat puasa harus dilakukan sebelum fajar menyingsing, dan waktu terbaik untuk membaca niat adalah setelah makan sahur atau sebelum tidur malam. Jika seseorang lupa mengucapkan niat di awal, tapi dalam hatinya sudah ada keinginan untuk berpuasa, maka puasanya tetap sah menurut sebagian ulama.
Perlu dipahami bahwa niat adalah bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Umat muslim bisa berniat untuk puasa sebulan penuh di awal Ramadan atau berniat setiap malam sebelum puasa. Dengan memahami niat puasa dan waktunya, kita dapat menjalankan ibadah dengan lebih sempurna dan khusyuk. Semoga Ramadan 2025 menjadi momen yang penuh berkah bagi kita semua.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
7 Rekomendasi Sunscreen yang Water Based untuk Kulit Kering, Langsung Meresap Tanpa Lengket
-
5 Rekomendasi Sunscreen Buat Olahraga: Tekstur Ringan dan Bebas Whitecast
-
Duduk Perkara Banyak Band Cabut dari PestaPora karena Freeport: Tuai Kecewa Hingga Putus Kerjasama
-
Disponsori Freeport, Berapa Harga Tiket Pestapora?
-
Profil Kiki Ucup Promotor Pestapora: 'Dicampakkan' Band Gegara Sponsor PT Freeport
-
Sosok Eko Purnomo: Dikira Penjarah Rumah Sahroni, Ternyata Seniman Mendunia
-
Apa Saja Golden Rules JKT48? Tidak Hanya Dilarang Berpacaran
-
Mengenal Sindrom Patah Hati, Begini Cara Pemulihannya
-
No Kusam, Ini 5 Warna Lipstik yang Bikin Wajah Auto Cerah dan Awet Berjam-jam
-
Mengenal Apa Itu Beras Kernel yang Viral di TikTok, Apakah Aman Dikonsumsi?