Suara.com - Dalam dunia desain yang serba cepat dan terus berubah, kata inovatif sering dijadikan tolok ukur utama. Desainer dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru, segar, dan berbeda. Namun, di balik gempuran tren global dan teknologi canggih, ada satu elemen yang sering terlupakan — pemahaman dan keterhubungan dengan budaya lokal.
Padahal, desainer yang hebat bukan hanya mereka yang mampu membuat karya yang “wah”, tapi juga yang mampu menyuarakan identitas dan nilai-nilai lokal lewat setiap garis dan warna yang mereka pilih.
Berkomimen untuk melahirkan talenta muda yang mampu menjembatani nilai-nilai kultural dengan tren global di tengah perkembangan industri fashion yang semakin dinamis, BINUS University melalui Fashion Program mengadakan kegiatan Immersion Trip ke berbagai daerah di Indonesia.
Tahun ini, perjalanan budaya tersebut dilaksanakan di Pekalongan, kota yang dikenal sebagai sentra batik dan warisan tekstil tradisional Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan Fashion Program BINUS University yang sebelumnya telah menjelajahi Gorontalo, Makassar, Lombok, Tasikmalaya, dan Sumatera Barat.
Selama tiga hari, para mahasiswa tidak hanya mempelajari sejarah batik melalui kunjungan ke Museum Batik Pekalongan, tetapi juga terlibat langsung dalam workshop membatik, mengembangkan motif batik mereka sendiri, serta berdiskusi dengan pengrajin lokal.
Mereka juga mengunjungi Studio Sejauh Mata Memandang, menyaksikan proses produksi fesyen yang mengedepankan isu keberlanjutan, melakukan sightseeing ke Kampung Kauman, menjelajahi Pantai Sigandu, hingga berinteraksi dan berbelanja bahan langsung dari pengrajin batik lokal.
Kegiatan ini sejalan dengan visi BINUS University dalam “fostering and empowering the society”. Tidak hanya memperkuat kecintaan mahasiswa terhadap budaya Indonesia, program ini juga menjadi sarana pembelajaran nyata tentang kolaborasi lintas sektor—antara akademisi, pelaku UMKM, dan artisan—yang merupakan bagian penting dalam industri fashion tanah air.
Budaya lokal bukan sekadar ornamen atau motif estetika. Ia adalah cerita, sejarah, dan identitas. Ketika seorang desainer menyelami akar budayanya, ia tidak hanya menciptakan produk — tapi juga membangun narasi yang bermakna.
Baca Juga: 4 Look Kasual ala Seungkwan SEVENTEEN, Nyaman Dipakai Sehari-hari!
Contohnya, batik bukan hanya kain bermotif, tapi sebuah warisan yang merekam filosofi hidup masyarakat Nusantara. Desainer yang mampu mengangkat nilai-nilai itu ke dalam karya modern, tanpa kehilangan jiwanya, berart ia sedang menjalankan peran penting sebagai penjaga warisan budaya.
Seperti dikatakan Dicky Maryoga Hutadjulu, S.Sos., M.M, salah satu dosen Fashion Program yang mendampingi mahasiswa dalam perjalanan ini, "Kami tidak hanya mengajak mahasiswa belajar tentang batik, tapi juga mengajak mereka merasakan langsung konteks sosial dan budaya di balik setiap karya. Ini adalah bentuk pembelajaran imersif yang menanamkan nilai, membangun empati, dan memperkuat apresiasi terhadap warisan budaya bangsa."
BINUS University percaya bahwa inisiatif semacam ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi industri fashion Indonesia sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif nasional, sekaligus mendorong generasi muda untuk terus membawa nilai budaya nusantara ke kancah global.
Nantinya, karya-karya terpilih dari proyek ini, akan ditampilkan dalam catwalk show, memberikan mahasiswa panggung untuk menunjukkan hasil eksplorasi kreatif mereka secara profesional.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya dipersiapkan untuk menjadi desainer yang sensitif terhadap nilai budaya, tetapi juga diharapkan dapat menjadi entrepreneur muda yang mampu mengembangkan lini fashion berbasis lokal dengan pendekatan kontemporer. Karena desainer hebat adalah mereka yang bukan hanya mampu menciptakan bentuk-bentuk baru, tapi juga menjembatani masa lalu dan masa depan lewat desain yang bermakna. Di tengah globalisasi, justru kedalaman pemahaman terhadap budaya lokal yang bisa menjadi pembeda utama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
5 Rekomendasi Sabun Cuci Muka Mengandung Panthenol untuk Perbaiki Skin Barrier
-
Rahasia Sekolah Juara: Materi Eksklusif Kesehatan Fisik dan Mental Gratis untuk Guru SD - SMP
-
Sinopsis Asmara Gen Z, Sekarang Sudah Berapa Episode?
-
7 Rekomendasi Kuliner Solo yang Cocok Buat Libur Akhir Pekan
-
5 Hal yang Membuat Kita Lupa Betapa Pentingnya Kreativitas
-
5 Rekomendasi Varian Parfum Kahf yang Paling Wangi dan Tahan Lama
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Wanita Diskon 50 Persen di Sports Station
-
Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
-
5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
-
8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural