Tak ketinggalan nasi goreng legendaris dari House of Indonesia dan es cendol manis menyegarkan dari Senang Sanur Bali. Asiabel hadir dengan nasi padang yang menggoda, dan Asianindo memanjakan lidah dengan daging panggang khas Indonesia.
Untuk pencuci mulut, Sorbetes Manong Jelle dan ’t Ijsbeertje menawarkan es krim dan sorbet tropis dengan rasa yang eksotis, semuanya ditemani gin tonic menyegarkan dari Rotary Minerva.
Wastra dan Kriya: Warisan dalam Balutan Modern
Di luar kuliner, festival ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan kecintaan terhadap budaya.
Anindya Asmarani Sindhuwinatha, remaja 17 tahun yang terinspirasi oleh tantenya, Maharani (pendiri label Lurik Prasojo), mempersembahkan koleksi busana musim panas yang memadukan motif tradisional dan siluet modern.
“Saya ingin generasi saya merasa bangga memakai warisan kita, tapi dengan gaya yang sesuai zaman,” ujar Anindya.
Tiffany Boetik melalui proyek Bentalaproject, Master Bagasi juga mempersembahkan batik dalam bentuk yang elegan dan kontemporer. Tidak ketinggalan, DUA Bags, Toko Manis, dan De Hiro turut memamerkan karya kerajinan tangan yang menampilkan kekayaan tekstur dan cerita dari berbagai daerah di Indonesia.
Lebih dari Sekadar Festival
Festival ini juga menggelar diskusi budaya yang menggugah, mengangkat tema “Budaya sebagai jembatan menuju harmoni dan kehidupan bersama.” Kerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia di Brussel, Asian Persuasion, Konservatorium Antwerpen, dan pelaku budaya muda seperti Anindya menambah kedalaman makna festival.
Baca Juga: Warung Nayamul: Kuliner Khas Jawa dengan Konsep Prasmanan yang Nyaman
Dalam wawancara, Irin Puspasari menjelaskan filosofi di balik nama festival. Nama ‘Kaki Lima’ punya makna ganda. Selain merujuk pada pedagang dengan gerobak lima ‘kaki’, istilah ini juga berakar dari trotoar selebar lima kaki yang dibuat oleh VOC, tempat para pedagang kecil menjajakan dagangan mereka.
"Semangat hidup dan berdagang dari jalanan inilah yang kami bawa ke sini,” jelasnya.
Bagi yang belum sempat hadir, kesempatan masih terbuka lewat Kaki Lima Pop-Up Store yang akan dibuka bulan Juni di Toko Manis, Asiatpark, Vilvoorde. Ini menjadi langkah lanjutan untuk terus menghidupkan budaya Indonesia di Belgia secara berkelanjutan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
17 Oktober Memperingati Hari Apa Saja? Tak Hanya Hari Kebudayaan Nasional dan Ultah Prabowo
-
Mau Punya Wajah Glowing? Pakai 5 Rekomendasi Moisturizer Korea TerbaikIni
-
6 Shio Paling Beruntung Dalam Urusan Cinta Besok Jumat 17 Oktober 2025
-
Utang dan Kekayaan Andra Soni, Gubernur Banten yang Nonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga
-
Selebgram Julia Prastini Selingkuh dengan Siapa? Sosok Petinju Ini Terseret
-
Berapa Biaya Kuliah di Universitas Borobudur? Kampus S3 Ahmad Sahroni
-
7 Sunscreen Korea Terbaik untuk Flek Hitam dan Cegah Kanker Kulit
-
Profil dan Pendidikan Ahmad Sahroni, Resmi Raih Gelar Doktor
-
Apakah Adidas Samba Bisa Dipakai Olahraga? Ini 5 Varian yang Paling Dicari
-
Apa Akreditasi Universitas Borobudur? Kampus S3 Ahmad Sahroni