Nah kalau dari sisi ekonomi, menurut Junaedi, so pasti dampak konservasi kopi organik ini cukup signifikan. Harga kopi yang dibudidaya warga dampingan meningkat karena kualitasnya terjaga. Terlebih, kata Junaedi, kopi organik diketahui memiliki harga yang cukup bersaing ketimbang kopi yang diperoleh dengan petik rampasan. Maklum, kualitasnya berbeda: lebih ciamik.
Dilirik anak muda
Konservasi kopi organik ini pun membawa dampak sosial. Pengetahuan dari pendampingan diharapkan bisa ditularkan baik oleh petani yang terlibat dalam kegiatan maupun yang tidak terlibat langsung. Uniknya, gara-gara kegiatan ini, anak muda pun mulai melirik bidang pertanian kopi, terutama budidaya organik.
Sejatinya, Junaedi berharap budidaya kopi ini bisa diwariskan kepada anak-anak muda, agar mereka terlibat langsung. Terlebih, kebanyakan warga di wilayah tersebut, terutama Desa Kahayya, Desa Kindang, dan Desa Bonto Tengnga, memiliki kegiatan utama bertani dan menanam kopi.
“Jadi, (saya berharap–RED) anak-anak muda tidak lagi, misalnya, setelah menyelesaikan pendidikan harus ke kota, tapi mulai melihat potensi yang ada di desanya dan bisa mengembangkannya dengan pengetahuan yang mereka miliki sejauh ini,” tutur Junaedi.
Gayung pun bersambut. Pada 2016, memang hanya segelintir anak muda yang kepincut terjun ke budidaya kopi. Kini, situasinya berubah. Banyak anak muda mulai terlibat dalam budidaya kopi, meningkatkan kualitas kopi, mengolah pascapanen hingga membangun merek kopi sendiri. Hebatnya, mereka juga mulai membuka akses ke pasar yang lebih luas.
“Selain budidaya kopi, teman-teman muda di wilayah hulu DAS Balantieng ini juga mengembangkan potensi wisata yang ada di sana. Dan yang mendorong itu semua adalah anak-anak muda yang ada di sana," kata dia.
Potensi wisata seperti apa? Salah satunya melalui Desa Wisata Kahayya. Dengan inisiasi dari anak-anak muda setempat, desa tersebut setiap tahun menjadi tuan rumah Festival Senandung Kopi Kahayya. Festival ini telah berjalan selama sembilan tahun dan menyedot antusiasme dari ribuan pengunjung yang umumnya para penikmat kopi.
“Yang datang ke sana tidak hanya warga lokal, tapi juga dari Makassar, dari ibu kota provinsi. Setiap pelaksanaan Senandung Kopi Kahayya, mereka datang ke sana. Nah, di pelaksanaan tahun 2023, menurut teman-teman di sana, ada kurang lebih 3.000 orang yang datang, kalau tidak salah," ujar Junaedi.
Baca Juga: Lawan Modernisasi, Cerita Remaja Bulukumba Pelestari Tradisi Penyadap Nira
Para petani kopi organik di hulu DAS Balantieng memadukan konservasi, pemberdayaan ekonomi, dan inovasi sosial. Terbukti, upaya pelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kopi bukan sekadar minuman, melainkan harapan yang diseduh dari akar bumi dan tumbuh dalam semangat kolektif.(*)
Berita Terkait
-
Lawan Modernisasi, Cerita Remaja Bulukumba Pelestari Tradisi Penyadap Nira
-
12 Desain Warung Kopi Depan Rumah dengan Lahan Terbatas 2X3, Cuma Seluas Teras
-
BABYMONSTER Jadi Brand Ambassador Kopi Lokal! Ini Bukti K-Pop Kuasai Gaya Hidup Indonesia
-
Industri Kopi, Cokelat, Teh dan Wine Targetkan Peluang Pasar Triliunan di CBE 2025
-
Inklusivitas dalam Setiap Teguk di Kopi Difabis
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
7 Rekomendasi Sunscreen Buat Upacara Hari Pahlawan, Harga ala Dana Pelajar
-
5 Pilihan Parfum Aroma Gardenia untuk Kesan Feminin Kuat, Cocok bagi Wanita Percaya Diri
-
SMA 72 Jakarta Akreditasinya Apa? Ini Profil Sekolah yang Disorot usai Ledakan di Masjid
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
-
Kreasi Chef dan Mixologist Bali Mendunia, Bawa Pulang Penghargaan Kuliner Asia Pasifik
-
Ketika Kisah Cinderella Diceritakan Kembali Lewat Balet Klasik Bernuansa Modern
-
Kulit Kusam Bikin Gak Pede? Ini Penyebab dan Solusi Jitu yang Bisa Kamu Coba
-
Modest Fashion Go International! Buttonscarves Buka Gerai Eksklusif di Jewel Changi
-
4 Tips Menyimpan Sunscreen agar Tak Cepat Rusak, Biar Tetap Efektif Lindungi Kulit!
-
Bapmericano, Tren Nasi Campur Kopi dari Korea yang Bikin Geger: Enak atau Aneh?