Suara.com - Sosok di balik rumah produksi Perfiki Kreasindo turut menjadi pembicaraan seiring hebohnya kabar perilisan film "Merah Putih One For All" pada 14 Agustus 2025 nanti.
Bagi Anda yang belum tahu, "Merah putih One For All" merupakan film animasi yang akan ditayangkan di bioskop sebagai bagian dari perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Alih-alih disambut hangat, film "Merah Putih One For All" justru mendapat kritik tajam dari netizen di media sosial.
Netizen menyoroti berbagai hal terkait "Merah Putih One For All", mulai dari kualitas animasi hingga budget film yang kabarnya menyentuh angka Rp6,7 miliar.
Sosok di balik proyek film "Merah putih One For All" pun tak luput dari sorotan. Tak terkecuali pemilik Perfiki Kreasindo sebagai rumah produksi film ini.
Tak sedikit netizen yang penasaran Perfiki Kreasindo punya siapa. Untuk menjawab rasa penasaran, berikut akan dibahas fakta seputar Perfiki Kreasindo.
Perfiki Kreasindo Punya Siapa?
Sayangnya, sampai saat ini tidak diketahui secara pasti siapa pemilik Perfiki Kreasindo. Ketika tim Suara.com mencoba mengakses perfiki.com, laman ini justru menampilkan tulisan "403 forbiden".
Namun, jika dilihat dari hasil penelusuran yang sangat terbatas, Perfiki Kreasindo diketahui sebagai rumah produksi yang berada di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail itu sendiri diketahui merupakan institusi swasta yang berfokus pada pengembangan perfilman Indonesia dan tidak termasuk sebagai organisasi yang berada di bawah kendali pemerintah secara langsung.
Baca Juga: Habis Rp 6 Miliar? Ini 5 Blunder Fatal Film Merah Putih One For All yang Bikin Dihujat
Di samping hal tersebut, produksi film "Merah Putih One For All" tercatat dipimpin oleh Toto Soegriwo sebagai produser dan Sonny Pudjisasono sebagai produser eksekutif.
Sementara itu, posisi sutradara dipegang oleh Bintang Takari dan Endiarto, di mana keduanya juga terlibat dalam penulisan naskah.
Sinopsis Film 'Merah Putih One for All'
Cerita film "Merah Putih One for All" berfokus pada delapan anak dari berbagai latar budaya di Indonesia.
Anak-anak ini mendapatkan tugas mulia untuk menjaga bendera pusaka yang akan dikibarkan saat upacara kemerdekaan.
Namun mendekati acara 17 Agustus, bendera tersebut justru hilang secara misterius. Di sinilah petualangan anak-anak pemberani ini dimulai untuk mencari bendera merah putih.
Mereka harus menyusuri hutan lebat, menyeberangi sungai deras, dan masih banyak lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
5 Eye Cream untuk Mengurangi Mata Panda, Cocok Bagi yang Sering Begadang
-
5 Rekomendasi Serum Antioksidan untuk Lindungi Kulit dari Polusi Bagi Warga Kota Besar
-
5 Rekomendasi Hotel Terbaik di Medan, Lokasi Strategis dan Punya Fasilitas Lengkap
-
Harga Makin Kompetitif Saat Promo 11.11! Ini 3 Rekomendasi Hotel di Yogyakarta Paling Populer
-
7 Rekomendasi Concealer untuk Menutupi Flek Hitam, Wajah Auto Flawless
-
Mengenang Marsinah, Terima Gelar Pahlawan Nasional dan Kematiannya yang Belum Tuntas
-
Profil dan Keturunan Nessie Judge, Youtuber Minta Maaf Usai Pro Kontra Junko Furuta
-
Studi: Kesiapan SDM dan Lingkungan Jadi Kunci Sukses Transformasi Digital
-
Jam Tangan Apakah Bisa Digadaikan di Pegadaian? Cek Syarat dan Ketentuannya
-
Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh yang Terima Gelar Pahlawan Nasional Bebarengan dengan Soeharto