Suara.com - Media sosial dipenuhi unggahan rute lari di Strava, potret after-run yang berkeringat, dan tentu saja, pamer sepatu lari baru.
Di tengah lautan merek, ada satu nama yang terus mencuri perhatian dengan desainnya yang unik dan sol tebalnya sol tebalnya yang khas yakni Hoka.
Sekilas, sepatu lari Hoka mungkin terlihat "gempal terlihat aneh. Namun, bagi para pelari, terutama pelari pemula, sepatu ini dianggap sebagai game-changer.
Pertanyaannya, mengapa Hoka begitu direkomendasikan? Apakah ini hanya tren sesaat?
Jangan salah, di balik penampilannya yang maksimalis, tersimpan teknologi yang menj teknis di baliknya.
Jika Anda seorang pelari pemula yang sedang bingung memilih sepatu pertama, Hoka pilihan terbaik dan bukan sekadar tren.
Berikut 4 alasan utama sepatu lari Hoka cocok untuk pemula.
1. Bantalan Maksimal Serasa Lari di Atas Awan, Bukan Aspal
Ini adalah ciri khas utama Hoka. Konsep "bantalan maksimal" (maximalist cushion) dirancang untuk satu tujuan utama: meredam benturan.
Baca Juga: Dari Pelari Hingga Perawat, Kenapa Semua Orang Terobsesi dengan Hoka Clifton?
Pioner dari filosofi sepatu "maksimalis", yang berarti mereka menggunakan busa (foam) pada bagian midsole Bagi seorang pelari pemula, tubuh, terutama persendian seperti lutut dan pergelangan kaki, belum terbiasa dalam jumlah yang sangat banyak.
Mengapa ini penting untuk pemula?
Saat berlari, tubuh menerima guncangan yang signifikan setiap kali kaki mendarat. Bagi pemula yang dengan tekanan berulang saat berlari di permukaan keras seperti aspal atau beton.
Bagi pemula, otot dan persendiannya belum terbiasa sehingga guncangan bisa menyebabkan nyeri pada lutut dan pergelangan kaki.
Bantalan tebal Hoka secara signifikan menyerap guncangan pada setiap langkah, mengurangi stres pada sendi dan otot Anda.
Sementara busa tebal Hoka berfungsi seperti peredam keawarkan membuat pengalaman lari terasa lebih nyaman dan tidak menyakitkan.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Spek Dewa dari dr Tirta, Ringan dan Canggih
-
5 Sepatu Lari Lokal untuk Half Marathon dengan Harga Terjangkau, Mulai Rp400 Ribuan Saja
-
10 Sepatu Lari Lokal Terbaik 2025: Ringan, Nyaman Dipakai, dan Tahan Banting
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari yang Badak, Tahan Lama di Berbagai Medan
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Nineten Terbaik: Dompet Aman, Lari Makin Nyaman
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
6 Rekomendasi Bedak Bayi Terbaik untuk Atasi Biang Keringat: Aman, Lembut dan Ampuh
-
Seblak: Jajanan Indonesia yang Mendapatkan Popularitas di Thailand
-
Kesempatan Emas, Beasiswa Penuh untuk Calon Guru dengan Standar Internasional
-
5 Sunscreen dengan Efek Tone Up untuk Usia 40-an, Wajah Bercahaya Tanpa Flek Hitam
-
Jelajahi Masa Depan Desain Rumah: Semua Solusi Interior dan Furnitur dalam Satu Pameran
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Archipelago Black Box Battle ke-15: Chef dan F&B Service Jawa Timur dan Jawa Tengah Adu Kreativitas
-
Laut Indonesia Darurat! Komunitas ORCA Serukan Kolaborasi Global Selamatkan Masa Depan Maritim
-
New Balance 530 Ori Harganya Berapa? Begini Cara Membedakan yang Asli dan KW
-
Dikit Tapi Bikin Pusing, Menebak Cara Ahmad Assegaf Bayar Rp100 ke Tasya Farasya: Cash atau Transfer