-
Purwakarta masih menghadapi masalah serius dalam pengelolaan sampah karena lemahnya sistem kelembagaan, regulasi, pendanaan, teknis, dan minimnya kebiasaan memilah dari rumah tangga.
-
Program ini hadir bukan hanya membangun fasilitas, tetapi juga mendorong perubahan cara pandang, tata kelola, serta perilaku masyarakat untuk mengelola sampah sejak dari sumber.
-
Pilot project di Desa Tegalsari melibatkan warga secara langsung, dan hingga Februari 2025 sebanyak 71 keluarga sudah rutin memilah sampah, menjadi contoh sederhana tapi nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari tingkat komunitas.
Suara.com - Sampah sudah lama menjadi persoalan yang sulit diurai di Purwakarta. Volume yang terus bertambah tak sebanding dengan sistem pengelolaan yang berjalan. Sampah rumah tangga masih kerap diangkut tanpa dipilah, menumpuk di tempat pembuangan akhir, dan memperparah pencemaran.
Lima pilar penting pengelolaan, kelembagaan, regulasi, pendanaan, teknis, hingga partisipasi masyarakat—masih penuh celah. Desa dan kelurahan belum berdaya, aturan belum tegak, sementara kebiasaan memilah dari rumah nyaris belum terbentuk.
Di tengah kebuntuan itu, hadir program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP). Program ini bukan sekadar membangun fasilitas, melainkan mengubah cara pandang: bahwa sampah harus diurus sejak dari rumah tangga, dengan dukungan tata kelola, pendanaan, hingga regulasi.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Dewi Chomistriana, menegaskan, “Program ISWMP bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi tentang perubahan cara pandang kita terhadap sistem pengelolaan sampah. Ketika TPST menjadi bagian dari sistem yang terhubung dari kebijakan hingga kebiasaan masyarakat, maka kita tidak sekadar mengelola sampah, tapi sedang merawat masa depan bersama.”
Titik balik dimulai di Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalwaru. Kawasan ini dipilih bukan karena paling siap, tetapi karena paling potensial. Berdekatan dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tegalsari dan memiliki Bank Sampah “Sari Asih”, desa ini dijadikan pilot project.
Warga dilibatkan sejak awal: dari dropbox sederhana, stiker rumah, hingga gerobak sorong untuk mengangkut sampah. Edukasi dilakukan langsung dari pintu ke pintu.
Hasilnya tidak instan, tapi nyata. Hingga Februari 2025, 71 keluarga di RW 05 mulai rutin memilah sampah organik, anorganik, dan residu. Sampah organik diolah menjadi kompos, anorganik masuk ke bank sampah, sementara sisa makanan dimanfaatkan kembali.
“Indikator keberhasilan kinerja PPAM adalah apabila sampah yang masuk ke TPST sudah terpilah. Kegiatan pilot project ini merupakan upaya nyata dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk memilah sampah. Harapan kami tentu kegiatan pilot project ini dapat direplikasi ke wilayah lain,” kata Sandhi Eko Bramono, Ph.D, Ketua CPMU ISWMP.
Dari desa kecil ini, Purwakarta belajar bahwa perubahan lahir dari hal sederhana: ember pemilahan di rumah, kader lingkungan yang tekun, serta aturan desa yang berpihak pada kepentingan bersama. Tegalsari menunjukkan bahwa pengelolaan sampah tidak harus mahal atau rumit.
Baca Juga: TPA Ilegal di Rowosari Semarang Resmi Ditutup
Cukup dimulai dari rumah, dijaga lewat gotong royong, dan diperkuat regulasi. Jika satu desa bisa, desa-desa lain pun bisa. Dari sinilah Purwakarta merintis langkah menuju sistem persampahan yang lebih manusiawi, berkelanjutan, dan berpihak pada masa depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?