Lifestyle / Food & Travel
Kamis, 09 Oktober 2025 | 10:33 WIB
Pembeli memilih ikan dalam acara Festival Bandeng Rawa Belong di Jakarta, Senin (27/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
    • Struktur rangka unik membuat bandeng mudah dilepas tulangnya tanpa merusak daging.
    • Bandeng betina sulit dipancing karena perubahan hormon saat masa pemijahan.
    • Kandungan gizi tinggi serta potensi tulang dan sisik yang bisa diolah menjadikan bandeng bernilai ekonomi tinggi.

Suara.com - Banyak orang malas makan ikan karena repot memisahkan durinya. Tulang-tulang kecil yang terselip di antara daging sering membuat selera makan hilang. Tapi ikan bandeng jadi pengecualian.

Tulangnya bisa ditarik hampir utuh tanpa merusak daging, membuat siapa pun penasaran apa rahasia di balik keunikan ikan ini.

Menurut Prof Joko Santoso, Guru Besar IPB University dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, kemampuan itu bukan kebetulan. Bandeng punya struktur tulang dan otot yang khas, membuat proses deboning, atau pengeluaran tulang, bisa dilakukan dengan mudah.

“Bandeng memiliki sambungan tulang dan otot yang khas. Struktur itu membuat tulang utamanya bisa ditarik menggunakan metode deboning, di mana kerangka bisa lepas relatif utuh,” jelasnya.

Warga membeli ikan di kawasan Rawa Belong, Jakarta, Kamis (8/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Tidak semua ikan punya kemampuan serupa. Banyak ikan lain memiliki intermuscular bones atau tulang kecil di antara serat otot, yang sulit dilepaskan tanpa merusak daging.

Bandeng berbeda karena posisi tulangnya teratur dan lentur. Inilah alasan mengapa bandeng bisa diolah menjadi berbagai hidangan populer seperti bandeng presto atau bandeng tanpa duri.

Selain unik secara anatomi, bandeng juga punya perilaku yang menarik. Nelayan kerap menganggap bandeng betina sulit dipancing karena “pintar menghindar”, padahal sains punya penjelasan lain.

Saat masa pemijahan, hormon pematangan gonad membuat bandeng betina lebih pasif terhadap umpan. “Bukan karena bandengnya cerdas, tapi karena ada faktor biologis yang mengatur perilakunya,” ujar Prof Joko. Suhu air, salinitas, dan ketersediaan pakan juga memengaruhi perilaku ini.

Keistimewaan bandeng tak berhenti di perilakunya. Ikan ini dikenal bergizi tinggi dengan daging lembut dan rasa gurih. Bandeng kaya protein berkualitas, asam lemak tak jenuh, dan berbagai mineral penting seperti kalsium, magnesium, zat besi, serta seng. Kandungan vitamin B12-nya juga tinggi, berperan penting dalam menjaga sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.

Baca Juga: Aroma Cempaka: Kesederhanaan yang Menyimpan Kemewahan Rasa

Yang menarik, potensi bandeng meluas hingga ke tulang dan sisiknya. Dari riset Prof Joko, tulang bandeng bisa diolah jadi sumber kalsium alami, sementara sisiknya mengandung kolagen yang bermanfaat untuk industri pangan dan kesehatan.

“Ini membuka peluang ekonomi baru bagi industri pengolahan hasil perikanan,” ujarnya.

Dari tubuhnya yang unik, perilaku yang menarik, hingga manfaat ekonominya, bandeng bukan sekadar bahan pangan. Ia adalah contoh bagaimana sains dan tradisi berpadu dalam satu spesies khas Nusantara—ikan yang membuktikan pengetahuan ilmiah bisa hadir di piring makan kita.

Penulis: Muhammad Ryan Sabiti

Load More