-
Prof. Dwi Andreas Santoso menegaskan bantuan benih dan pupuk pemerintah hanya menyumbang porsi kecil dalam biaya produksi petani.
-
Meski begitu, pemerintah kerap menjadikan bantuan tersebut alasan untuk menuntut kepatuhan petani pada berbagai kebijakan.
-
Ia juga mengkritik intervensi aparat yang memaksa pembelian gabah di harga lebih rendah, padahal harga pasar jauh lebih tinggi.
Suara.com - Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof. Dwi Andreas Santoso, menilai bantuan pemerintah kepada petani dalam bentuk benih dan pupuk tidaklah signifikan. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan petani untuk benih dan pupuk relatif kecil.
"Pengeluaran untuk benih pupuk itu kecil. bahkan benih hanya sekitar 2 persen, pupuk hanya sekitar 5 persen, jadi sangat kecil," kata Andreas dalam diskusi Celios di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Ia kemudian menyinggung pernyataan pemerintah yang mengklaim telah beri bantuan hingga ratusan triliun rupiah kepada petani melalui pupuk dan benih tersebut. Menurutnya, bantuan itu lantas justru dijadikan alasan agar petani harus mengikuti berbagai kebijakan yang ditetapkan.
"Sehingga banyak tuntutan petani harus nurut dan sebagainya. Ketika kemarin, pemerintah menyatakan produksi naik pesat, stok Bulog terbesar sepanjang sejarah. Memang iya 4,3 juta ton, tapi harga beras sejak Januari sampai detik ini naik terus. Tidak ada satu bulan pun di mana harga beras enggak naik. Sehingga kelihatan kalau anomali,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andreas menyoroti kebijakan pemerintah yang sempat memaksa perusahaan membeli gabah di harga Rp6.500 per kilogram, meski harga di lapangan pada saat itu telah sekitar Rp7.000 sampai Rp7.500.
Pada saat ini, menurutnya, harga gabah bahkan telah mencapai Rp8.000. Namun, dia mengungkapkan kalau pemerintah justru memaksa pengusaha untuk membeli dengan harga lebih murah dengan melibatkan aparat.
"Pernah dipaksa sampai diturunkan TNI-Polri, Satgas Pangan, untuk memaksa pengepul atau pembeli membeli gabah dari petani Rp 6.500. Gak tahu akhirnya itu jadi atau enggak, tapi sempat ada edarannya," bebernya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
Usai KUHAP Rampung Dibahas, Kapan DPR Mulai Bahas RUU Perampasan Aset? Ini Kata Ketua Komisi III
-
Mencuat di Komisi Reformasi Polri: Mungkinkah Roy Suryo Cs dan Jokowi Dimediasi?
-
MK Batalkan Aturan HGU 190 Tahun di IKN, Airlangga: Investasi Tetap Kami Tarik!
-
'Dilepeh' Gerindra, PSI Beri Kode Tolak Budi Arie Gabung: Tidak Ada Tempat Bagi Pengkhianat Jokowi
-
Bentuk Posbankum Terbanyak, Pemprov Jateng Raih Rekor MURI
-
Soal UMP Jakarta 2026, Legislator PKS Wanti-wanti Potensi Perusahaan Gulung Tikar
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis 2025 Naik Jadi Rp99 Triliun, BGN Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Hari
-
Bukan Tak Senang, Ini Alasan Prabowo Larang Siswa Sambut Kunjungan Presiden
-
10 Wisata Alam Jember untuk Libur Akhir Tahun, dari Pantai Eksotis hingga Situs Megalitik
-
Adian Napitupulu Siap Temui Purbaya Bawa Data: Milenial-Gen Z Justru Suka Produk Thrifting