Lifestyle / Komunitas
Selasa, 14 Oktober 2025 | 16:04 WIB
Pondok Pesantren Lirboyo (dok. Lirboyo)

Suara.com - Stasiun televisi swasta Trans7 tengah disorot usai menayangkan acara yang dinilai menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo di Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Alhasil, siapa pemilik Pondok Pesantren Lirboyo pun menjadi pertanyaan netizen. Apalagi, Ponpes Lirboyo juga turut bersuara keras terhadap program Trans 7.

Nah, ini sosok pemilik dan tokoh berpengaruh di Ponpes Lirboyo.

Pemilik Pondok Pesantren Lirboyo

KH Anwar Manshur dan Pondok Lirboyo [Kolase Dok Lirboyo]

Melansir situs resmi Ma’had Aly Lirboyo, pendiri pesantren Lirboyo sekaligus salah satu tokoh paling berpengaruh adalah KH Abdul Karim alias Kiai Manab.

Beliau dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan bersahaja. Saat ini kepemimpinan diteruskan oleh salah satu cucunya, K.H. M. Anwar Manshur.

Masih dari laman yang sama, Kiai Manab lahir pada 1856 dari keluarga petani dan pedagang yang sederhana di Magelang, Jawa Tengah.

Sepeninggal ayahnya Abdur Rahim, Kiai Manab memutuskan untuk merantau demi menuntut ilmu, mengikuti jejak kedua kakaknya yakni Aliman dan Mu’min.

Keinginan Kiai Manab dipicu oleh kharisma para alim ulama yang merupakan pengikut Pangeran Diponegoro, seperti Kiai Imam Rofi’i dari Bagelan dan Kiai Hasan Bashori dari Banyumas.

Baca Juga: Legislator PKB Ultimatum Trans7 Imbas Hina Ponpes Lirboyo: Karisma Kiai Jangan Dipermainkan!

Ia tidak ingin hanya menjadi orang biasa. Jadi, meskipun berasal dari keluarga petani, ia percaya bahwa keturunan yang sejati adalah yang dihasilkan oleh generasi berikutnya, bukan yang sebelumnya.

Bagi Kiai Manab, garis keturunan tidaklah penting yang terpenting adalah ilmu. Dari sinilah sejarah terbentuknya pesantren Lirboyo dimulai, yakni ketika seorang calon kiai besar mulai menimba ilmu.

Pesantren Lirboyo didirikan pada 1910. Saat itu, Kiai Manab merupakan murid dari KH. Kholil Kasingan, Rembang, salah satu santri ulama besar KH. Kholil Bangkalan.

Setelah Kiai Manab, kepemimpinan Lirboyo diteruskan oleh menantunya, KH. Marzuki Dahlan, yang mendirikan Madrasah Hidayatul Mubtadi’in (HM) sebagai lembaga pendidikan formal berbasis kitab kuning. Madrasah ini menjadi cikal bakal sistem pendidikan berjenjang di Lirboyo.

Generasi berikutnya seperti KH. Mahrus Aly, KH. Idris Marzuki, KH. Anwar Manshur, dan para dzurriyah (keturunan) lainnya, terus mengembangkan pesantren ini dengan menambah unit pendidikan seperti Madrasah Diniyah, sekolah formal hingga jenjang pendidikan tinggi, serta lembaga dakwah.

Pendidikan di Lirboyo pun berkembang pesat. Kini, salah satu pesantren tradisional paling berpengaruh di Indonesia itu menaungi 15 unit pondok dengan berbagai fokus keilmuan, seperti Hidayatul Mubtadi’aat, Tahfidzul Qur’an, Ar-Risalah, hingga HM Al-Mahrusiyah.

Load More