Lifestyle / Food & Travel
Jum'at, 07 November 2025 | 12:22 WIB
Ilustrasi pantai Takabonerate [pexels.com]

“Saya merasa seperti sedang berada di dunia lain,” ungkap Rina, seorang pengunjung yang datang dari Jakarta. 

"Di bawah air, semua masalah seakan menghilang. Ini adalah cara saya untuk bersantai dan mengatasi stres."

Pengalaman Masyarakat Lokal

Masyarakat di sekitar Takabonerate juga merasakan manfaat dari pariwisata yang semakin meningkat. 

Meski demikian, mereka tetap berupaya menjaga kelestarian lingkungan. Homestay yang tersedia di pulau-pulau kecil menawarkan pengalaman menginap yang autentik dan memungkinkan wisatawan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal.

“Melalui snorkeling, wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan,” kata Budi, seorang pemilik homestay. “Kami ingin mereka pulang dengan membawa pesan untuk melestarikan alam.”

Tantangan Aksesibilitas

Meski memiliki daya tarik yang luar biasa, Takabonerate tetap menjadi destinasi yang sulit dijangkau. 

Perjalanan ke taman nasional ini memerlukan waktu dan usaha. Dari Makassar, pengunjung harus menempuh perjalanan darat selama lima jam menuju Pantai Bira sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan feri ke Selayar.

Baca Juga: Menyelam ke Keindahan: Tempat Snorkeling Terbaik di Karimunjawa

Dari Selayar, perjalanan dilanjutkan dengan kapal yang memakan waktu sekitar empat jam.

Namun, tantangan ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Banyak pengunjung yang merasa bahwa kesulitan untuk mencapai Takabonerate sebanding dengan keindahan yang mereka temukan di sana.

“Ketika akhirnya sampai, semua usaha itu terasa sangat berharga,” tambah Rina.

Refleksi dan Kesadaran Lingkungan

Dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang, penting untuk menjaga kelestarian Takabonerate. 

Snorkeling dan diving harus dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan. Wisatawan diingatkan untuk tidak merusak terumbu karang dan tidak mengganggu kehidupan laut.

Load More