Indonesia memilih jalur berbeda karena dua alasan utama. Pertama, latar belakang historis dan ideologinya tidak sama. Hari Ibu di Indonesia lahir dari gerakan politik dan kebangsaan, bukan sekadar relasi ibu–anak.
Kedua, maknanya jauh lebih luas. Hari Ibu Indonesia ditujukan kepada seluruh perempuan, baik ibu biologis maupun perempuan yang berperan strategis di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
Dalam perspektif kebangsaan, Hari Ibu adalah pengingat bahwa kemajuan bangsa tidak mungkin dicapai tanpa perempuan.
Sejak awal pergerakan nasional, perempuan dipandang sebagai pendidik pertama dalam keluarga dan agen perubahan sosial.
Hari Ibu juga menegaskan komitmen negara terhadap kesetaraan gender melalui kebijakan pendidikan, perlindungan perempuan, dan pemberdayaan ekonomi.
Kini, peran perempuan Indonesia semakin terlihat di berbagai sektor. Di bidang pendidikan, perempuan mengisi peran sebagai guru, dosen, peneliti, hingga pemimpin institusi.
Di sektor ekonomi, perempuan menjadi tulang punggung UMKM, industri kreatif, dan ekonomi digital.
Dalam politik, partisipasi perempuan terus meningkat meski belum mencapai kuota ideal 30 persen. Sebagai penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum memandang keterwakilan perempuan sebagai kunci lahirnya kebijakan yang sensitif gender.
Di tingkat daerah seperti KPU Kabupaten Tolikara, kehadiran perempuan dalam posisi strategis membuktikan bahwa ruang kepemimpinan bagi perempuan terbuka lebar dan selaras dengan semangat Hari Ibu.
Baca Juga: Ketahuan Pakai Ilustrasi AI, Respon Anies Baswedan Dinilai Berkelas Karena Tak Hapus Postingan
Demikian itu beda hari ibu di Indonesia dengan Mother’s Day. Pada akhirnya, perbedaan Hari Ibu Indonesia dan Mother’s Day terletak pada ruhnya.
Mother’s Day menekankan penghormatan personal dalam keluarga, sementara Hari Ibu Indonesia adalah peringatan historis perjuangan perempuan.
Setiap 22 Desember, bangsa ini diajak tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada ibu, tetapi juga menghormati perjalanan panjang perempuan Indonesia dalam membangun keluarga, masyarakat, dan negara.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
40 Ucapan Selamat Natal Sopan untuk Atasan, Profesional dan Tulus Menyentuh Hati
-
Makan Anggur di Bawah Meja Saat Tahun Baru, Ritual Sejak 1882 Dipercaya Mengundang Jodoh
-
5 Sepatu Flat Shoes Wanita Branded Murah, Kualitas Premium Harga Kaki Lima
-
10 Rekomendasi Kado Natal dan Tahun Baru yang Paling Berkesan
-
Belanja Penuh Kejutan, Mystery Box Ala Gopang Kini Lagi Hits di Indonesia
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
-
Jajan KFC Kini Makin Mudah Pakai Paylater, Cek Caranya Biar Dapat Promo!
-
Cara Menghitung Pace Lari dan Contoh, Kamu Sudah Race atau Masih Easy Pace?
-
Mengenal Dry Brushing: Tren Kecantikan yang Mengubah Kulit Anda!
-
Dokter Estetika Korea: Kulit Sehat Jadi Tren Baru Perawatan Kecantikan, Kenapa?