-
ViaVia Jogja merayakan 30 tahun dengan Pameran Seni Reuni 60 seniman.
-
Perayaan dimaknai sebagai fase Tricenarian, transisi menuju kedewasaan dan relevansi zaman.
-
Dari resto kecil, ViaVia berkembang jadi ekosistem kreatif dengan travel, bakery, guesthouse, dan fair trade.
Suara.com - ViaVia Jogja kini resmi memasuki usia ke-30 tahun sejak berdiri pada 18 Desember 1995 silam. Perayaan bertajuk 30 Years of Taste, Travel, and Tales dibuka Sabtu (20/12/2025) dengan rangkaian acara seni dan budaya yang berlangsung hingga April 2026.
Sebagai jantung perayaan, ViaVia menghadirkan Pameran Seni Reuni yang dikurasi Ripase Nostanta Purba.
Lebih dari 60 seniman yang pernah berpameran di ViaVia selama tiga dekade kembali menampilkan karya mereka.
Karya-karya tersebut tersebar di empat bangunan ViaVia Jogja, menghadirkan pengalaman napak tilas visual bagi pengunjung.
Pameran ini terbuka untuk publik mulai 20 Desember 2025 hingga 20 April 2026. Selain itu, akan ada tur kuratorial, diskusi ViaVia Talk bersama seniman dan komunitas, workshop, hingga kolaborasi kreatif lainnya.
Perayaan 30 tahun ini dimaknai ViaVia sebagai fase Tricenarian, istilah untuk usia 30–39 tahun. Bagi ViaVia, usia 30 bukan sekadar angka, melainkan transisi dari masa penuh eksperimen menuju kedewasaan dan ketahanan.
Kedewasaan ini dipahami bukan sebagai kemapanan statis, melainkan kemampuan untuk berefleksi, merawat relasi, dan tetap relevan dengan perubahan zaman.
Selama tiga dekade, ViaVia dikenal sebagai ruang singgah sekaligus ekosistem kreatif di kawasan Prawirotaman, Yogyakarta.
Seni kontemporer dipandang sebagai medium penting untuk memantik wacana tentang isu-isu global seperti pembangunan, perubahan iklim, gender, hingga identitas.
Baca Juga: Intip Kemewahan 'Legacy of Love': Mengapa Perhiasan Kini Jadi Ekspresi Diri dan Seni
Dengan perayaan ini, ViaVia menegaskan komitmennya menjaga keberlanjutan ruang kreatif yang hangat, terbuka, dan relevan bagi masyarakat maupun wisatawan.
ViaVia Jogja: dari Resto ke Travel
Sejak awal berdiri, ViaVia Resto dikenal dengan sajian masakan Indonesia sehat ber-“twist” serta menu dunia berbahan lokal dan organik.
Filosofi ramah lingkungan juga diterapkan, seperti tidak menyediakan tisu di meja maupun sedotan plastik di gelas. Kesuksesan resto kemudian melahirkan ViaVia Travel, yang menawarkan paket wisata alternatif.
Konsepnya sederhana, yakni mempertemukan wisatawan dan masyarakat lokal lewat pengalaman berjalan kaki, bersepeda, hingga menggunakan transportasi umum, sembari menumbuhkan pemahaman lintas budaya.
Tahun 2010 menjadi titik penting ekspansi ViaVia Jogja. Unit baru berupa ViaVia Bakery hadir dengan konsep artisan, menggunakan bahan lokal dan ragi alami sourdough.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
11 Oleh-Oleh Khas Malang yang Unik dan Lezat, Bukan Cuma Keripik Apel
-
7 Rekomendasi Lipstik dengan Kandungan SPF 30, Bikin Bibir Lembap dan Berwarna
-
7 Basic Skincare Anti Aging Usia 40 Tahun ke Atas, Stop Flek Hitam dan Kulit Kendur
-
5 Rekomendasi Body Lotion dengan Kandungan Niacinamide, Ampuh Mencerahkan Kulit Kusam
-
7 Sepatu Recovery Run Lokal yang Nyaman, Kualitas Dunia Bebas Lari Tanpa Pegal!
-
6 Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Kunci Kulit Lembap dan Awet Muda
-
7 Rekomendasi Oleh-oleh Jogja Selain Gudeg dan Bakpia, Cocok Dibawa Pulang Saat Libur Nataru
-
9 Serum Retinol dan Niacinamide Bikin Glowing, Harga Mulai Rp30 Ribuan
-
5 Parfum Wanita Wangi Elegan hingga Nostalgia untuk Kado Hari Ibu, Mulai Rp99 Ribu!
-
5 Rekomendasi Sunscreen Spray untuk Re-apply: Praktis dan Tak Khawatir Makeup Rusak